Advertorial

Menurut Penelitian, Malas Gerak Lebih Berbahaya Dibanding Merokok

Moh Habib Asyhad

Editor

Sebagian besar kasus kematian disebabkan oleh kondisi kesehatan yang terkait dengan minimnya aktivitas gerak, seperti jantung, diabetes tipe dua, dan kanker.
Sebagian besar kasus kematian disebabkan oleh kondisi kesehatan yang terkait dengan minimnya aktivitas gerak, seperti jantung, diabetes tipe dua, dan kanker.

Intisari-Online.com -Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal the Lancet pada 2012, terlalu banyak duduk atau kurang gerak (sedentary) lebih bahaya dibandingkan merokok, bahkan mencapai hingga 10%.

Bayangkan, dengan merokok saja kita bisa terkena berbagai macam penyakit.

Kurang gerak, ternyata justru lebih dahsyat dampaknya.

(Baca juga:Agar Prostat Sehat, Ubahlah Gaya Hidup dan Konsumsi Makanan-Makanan Berikut Ini)

Seperti dilansir dalam fitsugar, pada 2008, para peneliti dari Harvard Medical School menganalisis data kematian global.

Sebagian besar kasus kematian disebabkan oleh kondisi kesehatan yang terkait dengan minimnya aktivitas gerak, seperti jantung, diabetes tipe dua, dan kanker.

Penelitian menemukan, enam hingga 10 persen dari penyakit ini memiliki hubungan dengan aktivitas tubuh seseorang setidaknya 150 menit per minggu.

Bahkan, penelitian mengungkapkan, kurangnya aktivitas fisik tersebutlah yang menyebabkan 5,3 juta kasus kematian, dibandingkan dengan 5 juta kematian akibat merokok.

Dengan mengurangi risiko itu, 10 persen saja dapat mengurangi 533 ribu nyawa lebih di seluruh dunia setiap tahun.

Agar tak terjebak gaya hidup sedentary

Kemajuan teknologi dan terlalu sibuk dengan pekerjaan membuat kita menjadi terjebak dalam gaya hidup sedentary.

Hal ini tentu tidak baik bagi kesehatan. Berikut ini tips agar tidak terjebak gaya hidup sedentary, yang diberikan oleh Sport medicine specialist, dr Michael Triangto SpKo:

1. Olahraga minimal 30 menit sehari selama lima hari dalam seminggu.

Bisa berupa latihan ringan seperti latihan kardio (aerobik) dan latihan beban (unaerobik). Latihan beban berfungsi mengencangkan otot dan meningkatkan metabolisme tubuh, sehingga tubuh menjadi lebih bugar.

Latihan kardio membuat tubuh menjadi lebih sehat.

(Baca juga:Hati-hati, Gaya Hidup Tak Sehat, Disfungsi Seksual Mengancam!)

2. Olahraga sesuai dengan denyut nadi.

Bagi orang dewasa yang berusia 20 tahun normalnya denyut nadi adalah sekitar 120 hingga 160 per menit.

Jika kurang dari 120 dianggap belum exercise atau bergerak. Jika lebih dari 160, maka juga bisa berbahaya untuk tubuh terutama jantung.

Denyut nadi dihitung pada saat sebelum latihan, latihan berlangsung, latihan berat, berhenti latihan, dan 10 menit setelah berhenti latihan.

3. Parkirlah kendaraan lebih jauh dari tempat yang dituju, sehingga dengan begitu mengharuskan tubuh untuk bergerak.

4. Selama bekerja dianjurkan untuk melakukan peregangan seperti push up yang dapat dilakukan dengan cara berdiri, menggerakan kaki atau tangan, dan berjalan.

5. Makan sianglah di kantin, sehingga dengan begitu kita akan terpacu untuk berjalan. Ini bisa jadi tips agar tidak terjebak gaya hidup sedentary, yang sederhana dapat dilakukan.

Artikel Terkait