Advertorial
Intisari-Online.com - Pernahkah Anda mengalami nyeri hebat di dada?
Jangan menunda untuk segera ke rumah sakit atau menunggu gejala lain yang menyusul. Bisa jadi Anda akan terlambat.
Nyeri dada hebat bisa menjadi tanda dari penyakit kardiovaskular.
Penyakit ini meliputi jantung, pembuluh darah dan stroke yang telah merenggut 17,3 juta nyawa setiap tahun di seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri, penyakit kardiovaskular menempati urutan tertinggi penyebab kematian.
Sebesar 37% kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskular dan diprediksi akan terus bertambah setiap tahunnya.
Bukan hanya penyakit jantung koroner, gangguan bagian jantung yang lain juga berpotensi menyebabkan kematian.
Meski tidak sedramatis serangan jantung koroner, gangguan jantung lain seperti kulit, otot, dan katup jantung penting diketahui dan segera mendapat pertolongan.
(Baca juga: Tak Hanya ketika Berolahraga Serangan Jantung Juga Bisa Datang ketika Kita Tidur, Perhatikan 5 Gejalanya)
Seiring perkembangan teknologi, penanganan penyakit kardiovaskular mengalami kemajuan.
Teknologi berperan penting dalam pengembangan untuk dunia medis melakukan intervensi kardiovaskular dengan bedah atau non bedah.
Prosedur untuk non bedah merupakan pengembangan teknologi dan menjadi alternatif terutama bagi pasien yang tidak cocok melakukan operasi bedah seperti anak-anak atau bayi.
Tindakan intervensi non bedah terbukti bermanfaat mengurangi keluhan sakit dan meningkatkan harapan hidup penderita.
Berbagai tindakan non bedah dilakukan dengan cara memasukkan alat melalui selang yang dipipihkan yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah paha.
Dengan alternatif non bedah, penderita tidak mendapat luka atau bekas operasi.
Meski tidak dapat menjamin keselamatan hidup 100%, dunia kedokteran terus berupaya untuk meningkatkan kualitas.
Salah satu fasilitas bagi para tenaga medis untuk semakin mendalami penyakit kardiovaskular adalah melalui ISICAM – InaLIVE.
(Baca juga: (Video) Aneh Sekaligus Mengerikan, Jantung Anak Perempuan Ini Menonjol Keluar di Dadanya Setiap Kali Tertawa)
Pertemuan ilmiah tahunan itu sudah sembilan kali dilakukan dan diikuti oleh para ahli intervensi jantung profesional hingga mahasiswa kedokteran.
Diharapkan kualitas medis di Indonesia juga dapat bersaing dengan internasional dan makin meningkatkan kualitas kesehatan di Indonesia.
(Natalia Mandiriani)