Advertorial

Awas! Aura Tanaman Bisa Mempengaruhi Kita Loh!

Moh Habib Asyhad

Penulis

Ada satu keyakinan yang masih tumbuh di tengah sebagian masyarakat kita. Pantang menanam bugenvil (Bougainvillea glabra) di halaman depan. Apalagi kalau kita punya anak gadis.
Ada satu keyakinan yang masih tumbuh di tengah sebagian masyarakat kita. Pantang menanam bugenvil (Bougainvillea glabra) di halaman depan. Apalagi kalau kita punya anak gadis.

Intisari-Online.com – Ternyata di balik bentuk fisik tanaman tersimpan “roh”, getaran, atau aura yang bisa mempengaruhi ketenangan jiwa kita.

Bahkan, dengan jurus aura ini kita bisa mengusir sendiri para jin dan sebangsanya agar tidak berani menyapa. Fenomena ini seperti dituturkan wartawan Intisari Wied Harry Apriadji, sebagian sudah bisa dijabarkan secara ilmiah.

--

Ada satu keyakinan yang masih tumbuh di tengah sebagian masyarakat kita. Pantang menanam bugenvil (Bougainvillea glabra) di halaman depan. Apalagi kalau kita punya anak gadis.

(Baca juga:Kutukan Penuh Aura Kematian dari Harta Karun Raja Firaun Tutankhamun yang Menimpa Para Penggali Makamnya)

la bisa terancam berat jodoh; katanya! Mungkin lantaran itu maka di Jawa, tanaman ini disebut juga satrio wirang, pemuda yang dipermalukan.

Lepas dari percaya atau tidak, agaknya ada "cabang ilmu" yang bisa menjelaskan bahwa tanaman pun ternyata punya pancaran kekuatan, yang disebut aura.

Uniknya, aura, getaran, cahaya, sinar, "roh", atau apa pun namanya itu konon bisa mempengaruhi benda apa saja yang ada di sekitarnya, tak terkecuali manusia.

Panas memanaskan, dingin mendinginkan

Nah, kalau betul bugenvil bisa memblokir jodoh seseorang, apakah lantaran "roh" yang dipunyainya?

Bisa jadi begitu. Paling tidak, seperti yang dituturkan K.H. S. Jasin Assiry (56), pengaruh aura tanaman terhadap kita tidak selalu positif.

Pelukis paranormal dan konsultan spiritual ini mengatakan, "Pengaruh buruk aura tanaman bisa mengakibatkan proses dalam kehidupan kita tidak langgeng."

Misalnya, kehidupan suami-istri yang sebentar rukun sebentar berantem. Dengan kalimat berbeda, parapsikolog Dewi Kosasih (50) menjelaskan, "Ada tanaman yang bisa mempengaruhi seseorang sehingga jadi tidak sabaran, kurang tenang, merasa selalu banyak urusan, tidak betah di rumah. Singkatnya, ia jadi kemrungsung, gampang panas hati. Kurang bisa santai."

Tanaman macam itu disebut beraura panas. Kalau pengaruhnya sebaliknya, ia beraura dingin.

Seperti halnya manusia, menurut Jasin maupun Dewi, tanaman pun punya watak atau "pribadi". Ada yang berwatak panas atau negatif, ada yang dingin atau positif.

Tapi, kenapa tanaman yang satu wataknya panas, sedangkan yang lain dingin, Jasin maupun Dewi sulit menjelaskannya. "Ya, memang sudah bawaannya begitu," ucap Dewi. "Seperti halnya manusia, masing-masing membawa karmanya sendiri-sendiri."

Dewi menganalogikan watak panas sebagai pancaran kekuatan tanaman yang bisa mempengaruhi seseorang jadi panasan alias cenderung emosional.

Sedangkan watak dingin adalah yang pengaruhnya "mendinginkan", menyejukkan hati dan pikiran.

Dewi, yang sehari-hari berbisnis jasa boga penerbangan di Solo, mencoba mencari kesejajaran ini dalam kehidupan sehari-hari.

Kenapa keraton, terutama dalam keputren (bangunan bertembok untuk memingit para putri raja), dipenuhi tanaman palem (Palmae), cemara suflir (Adianthum spp), pakis (Nephrolepis sp.), kuping gajah {Anthurium crystalinurn), srigading (Nyctanthes arbortristis), cempaka (Michelia campaca)?

Ia memperkirakan karena tanaman itu beraura dingin, yang bisa menimbulkan rasa tenang. Hingga para putri diharapkan tidak gampang stres dan betah tinggal di dalamnya. Secara visual, keasriannya pun menyejukkan.

Akan halnya bugenvil, menurut Dewi, auranya memang panas. "Siapapun yang ada di dekatnya kalau tak kuat mengendalikan gelombang negatif yang dipancarkannya, otomatis akan terpengaruh," ucapnya.

Jadi, kalau benar ada gadis yang berat jodoh lantaran bugenvil, tentu bukan akibat tembak langsung. Bisa jadi lantaran si gadis jadi gampang uring-uringan akibat pengaruh auranya, sehingga pria ogah mendekat.

Namun Dewi menambahkan, pengaruh buruk aura bugenvil sebenamya tidak hanya terhadap wanita, tapi juga pria.

Jasin menguatkan tanggapan Dewi. Katanya, bugenvil memancarkan aura yang bisa menciptakan semacam tebing yang mengelilingi si gadis.

"Kalau terus-menerus berada dalam radius pengaruhnya, ia akan terbalut aura negatif bugenvil Akibatnya, ia jadi tidak tune in pada lawan jenis," Jasin meyakinkan.

Soal seberapa jauh radius auranya, Dewi mengaku kurang tahu pasti. Hanya saja, menurutnya, selama kita masih bisa merasakan pengaruhnya terhadap perubahan perasaan kita - baik ataupun buruk - itu artinya kita masih berada dalam radiusnya.

(Baca juga:Hubungan Tak Sehat dengan Pasangan Dapat Mempengaruhi Berat Badan dan Kesehatan Secara Keseluruhan)

Lebih tegas Jasin menyebutkan, "Kalau di halaman ada tanaman, itu artinya kita terus-menerus dipengaruhi auranya."

Namun, menurut Dewi, bukan berarti orang yang sesekali lewat di dekat tanaman tidak terpengaruh.

"Coba saja kalau kita bertamu ke rumah yang banyak suflir, rasanya kok enak, asri gitu ya. Tapi, begitu keluar dari sana, perasaan kita lain lagi," Dewi mencontohkan.

Bagaimana sampai aura tanaman bisa mempengaruhi kita? Sebelum merinci jawabannya, Dewi mengingatkan, manusia pun sesungguhnya punya aura.

Kalau pikiran kita tenang, maka yang memancar dari tubuh kita adalah aura dingin. Sebaliknya, kalau emosional, auranya panas.

Bedanya, tanaman sifat auranya menetap, tak bisa diubah. Tapi, aura manusia bisa diubah, dengan mengubah kematangan emosi, misalnya lewat perenungan, penyadaran diri, dan sebagainya.

Diumpamakan gelombang, aura panas; dengan aura dingin adalah gelombang yang datangnya berlawanan. Keduanya “berusaha" saling melemahkan.

Mana yang kuat, itulah yang menang. Kalau jenis auranya sama panas dengan panas atau dingin dengan dingin, maka gelombang itu searah, sehingga efeknya saling menguatkan.

Jadi, kalau di sekitar kita ada tanamah beraura panas; sementara aura kita juga panas, maka makin besarlah efek negatifnya. Hingga kita bisa makin gampang tersinggung, misalnya.

Sebaliknya,kalau aura kita dingin dan aura tanaman pun dingin, bisa membuat kita makin tenang.

Uniknya pengerdilan tanaman sama sekali tidak mernpengaruhi intensitas auranya. "Dibonsaikan sekalipun, kekuatan auranya tetap sama," tandas Dewi.

Mengusir makhluk halus

Bicara soal aura tanaman, Jasin mendefinisikannya sebagai sinar yang timbul akibat tumbukan antarmolekul dalam tanaman.

Alasan dia, “Setiap benda terdiri atas molekul-molekul, yang terus bergerak. Nah, pergerakan ini membuat molekul saling beradu, sehingga menimbulkan sinar, yang biasa disebut aura."

Dewi menguraikannya sebagai kumpulan getaran yang dipancarkan tanaman melalui gelombang elektromagnetik.

Menurut. Dewi, aura panas berada di tingkat gelombang paling rendah, yakni gelombang delta. Sedangkan aura dingin ada di atasnya, gelombang alfa.

"Nah, dukun santet, makhluk halus macam jin, gendruwo, mainnya di gelombang delta ini, gelombang terendah," jelasnya.

Secara kuantitatif, panjang gelombang delta adalah 0,5 – 4 hertz, di atasnya lagi (antara 4 dan 7 hertz) merupakan gelombang theta.

Sementara rentang gelombang alfa adalah 7 - 14 hertz, jika kita ikhlas dan pasrah, bisa jadi telah berada di gelombang beta (lebih dan 14 hertz).

"Kalau direkam menggunakan alat pengukur "getaran" otak EEG (electroencephalograph), menurut Dewi, aura panas terlukis sebagai grafik pendek-pendek dan terputus-putus.

(Baca juga:Ngokilo, Tanaman Semak Buat yang Berurusan dengan Segala ‘Batu’ dalam Organ Tubuh)

Sedangkan aura dingin grafiknya panjang dan berbentuk garis utuh.

Menarik sekali menghubungkan paparan ini dengan satu kejadian nyata. Satu keluarga merasa beberapa kali pernah dijahili makhluk halus.

Atas nasihat "orang pintar" mereka disarankan menanam pacar air (Impatiens balsamina) di halaman. Aneh bin ajaib, sesudahnya tak pernah ada lagi gangguan yang bikin merinding itu.

"Tentu saja makhluk itu tak datang lagi," sambut Dewi. "Pacar air 'kan punya aura dingin, ada di gelombang alfa. Dengan adanya pacar air, jalur, gelombang si makhluk halus (di gelombang delta - fled.) yang ada di rumah tadi terblokir, sehingga dia nggak bisa datang lagi."

Lantas kenapa dipilih pacar air, bukan tanaman lain yang juga beraura dingin? Menurut Dewi, itu semata karena alasan praktis. Pacar air bisa berbiak secara alami, dengan menghamburkan sendiri biji-bijinya yang sudah tua.

Dengan begitu aura dinginnya akan terus ada, sehingga rumah tadi terus-menerus terbentengi gelombang alfa.

Dari sini Dewi merangkai, kenapa orang yang penggembira dan tidak emosional sulit dijadikan sasaran santet, juga tidak pernah diganggu makhluk halus. Soalnya, mereka hidup di aura dingin, yang tingkatannyadi atas aura panas.

"Betul kok! Kalau hidup kita tenang, sarana santet tidak sampai ke kita. Sebab santet dikirim lewat gelombang delta, sementara kita ada di atasnya, di gelombang alfa," Luky R. Malik (50- an), yang pernah mendalami ilmu parapsikologi di AS dan tergabung sebagai anggota salah satu organisasi parapsikologi di sana, memastikan.

Itulah sebabnya kenapa orang-orang tertentu, misalnya yang punya aji pengasihan, menurut Jasin, menjauhi tempat-tempat yang ditumbuhi kelor (Moringa oleifera).

Aji pengasihan adalah "kemampuan" agar orang lain menyukai, mencintai, dan/atau mendukung kita.

Sebab, ucapnya, "Aura mereka negatif, sedangkan kelor positif. Mereka takut auranya tertutupi aura kelor, sehingga habislah kemampuan mereka."

Kelebihan lain tanaman kelor, menurut Dewi, adalah fungsinya yang mirip antena. la bisa menangkap semua gelombang baik, dari yang terendah sampai tertinggi.

Makanya penghuni rumah yang pekarangannya ditumbuhi kelor biasanya lebih bisa merasakan getaran yang ada di alam. Di antaranya "berupa firasat, tiba-tiba merasa gelisah. Tanaman lain yang kemampuannya seperti kelor adalah bakung (Crinum asiaticum).

Jasin memberi contoh lain beberapa tanaman beraura dingin seperti anggrek (Orchid aceae), begonia (Begonia spp.), kembang sepatu (Hibiscus rosaasinensis), jengger ayam (Celosia argentea).

Untuk gampangnya, menurutnya, "Kalau mau menanam yang auranya dingin, pilih saja yang bunganya wangi."

Baik Dewi maupun Jasin menyarankan agar kita menanam 'tanaman beraura dingin sebanyak mungkin, terlebih jika ada anggota keluarga yang bermasalah. Misalnya, kenakalan remaja atau kenakalan orang tua.

"Taruh saja pot suflir banyak-banyak di ruangan," nasihat Dewi. Tentu saja, peletakannya mesti diatur, agar tampak indah.

Hanya saja, memang tidak berarti begitu ditaruh tanaman beraura dingin lantas anak yang tadinya "badung seketika jadi "sembuh". Tapi, paling tidak, aura dingin itu bisa membantu menciptakan suasana tenang.

Kaktus (Cactaceae) jenis apa pun, kata Jasin, sebaiknya tidak ditanam di halaman, apalagi ditaruh dalam rumah. "Selain auranya panas, pengaruhnya sangat tidak menguntungkan bagi kesehatan," tandasnya.

Jalan keluamya, disingkirkan. Atau, diberi tanaman pendamping yang beraura dingin. Cuma, menurut Dewi, jumlahnya mesti lebih banyak dari yang beraura panas.

Cara lain; "Pindahkan tanaman beraura panas ke halaman belakang dan hamparan selebihnya ditanami rumput," saran Dewi.

Soalnya, semua jenis rumput auranya dingin, sehingga bisa meredam kekuatan aura panas tanaman lain.

Mengilmiahkan aura dengan fotografi Kirlian

Sekalipun bisa melihat lewat ketajaman analisis parapsikologinya, Dewi juga punya alat bantu untuk memastikan aura tanaman. Yakni sebuah bandul pendulum.

Jika didekatkan ke tanaman, pendulum yang tergantung bebas itu tanpa digerakkan akan berayun.

Tanaman beraura panas membuatnya berayun ke samping. Kalau auranya dingin, pendulum akan bergerak memutar.

Pakar aura tanaman ini menyebutkan aura memiliki warna-warni tertentu. Aura panas memancarkan warna merah, oranye, coklat, dan/atau hitam.

Kalau yang dingin biasanya hijau, biru muda, kuning, dan/atau putih. Selain dengan indera keenam, warna-warni ini bisa dilihat lewat rekaman fotonya yang direkam menggunakan peranti fotografi Kirlian.

Sebuah alat elektrofotografi Kirlian yang sederhana cuma terdiri atas dua rangkaian. Rangkaian pertama adalah komponen elektronika, dengan beberapa tombol dan saklar pembuka-tutup daya listrik.

Rangkaian satunya lagi adalah sejenis kamera telanjang, namun bagian lensanya berupa lempengan tembaga.

Untuk memotret aura, lembaran film warna dihamparkan di atas lempengan tadi. Agar hasil fotonya tidak "terbakar", pemotretan mesti dilakukan di kamar gelap.

Bagian tanaman, misalnya daun, yang hendak dipotret auranya diletakkan di atas film. Begitu aliran listrik disambungkan, seketika timbul percikan cahaya mengitari daun dan secepat itu pula film akan merekamnya.

Hasilnya, di sekeliling bidang bagian tanaman akan terbentuk kitaran cahaya warna-warni. .

Namun menurut Luky R. Malik, parapsikolog yang mengaku bisa meneropong ketidakjujuran seseorang, selain warna-warninya, yang juga dipentingkan dari aura adalah bentuknya.

Utuh mengitari tanaman atau tidak? "Kalau tidak, berarti tanaman itu tidak sehat. Makanya, ada ahli yang menganjurkan penelitian ini pakai film hitam-putih saja. Agar kita tidak terpaku pada warna," tandasnya.

Di AS penelitian aura secara ilmiah sudah banyak dilakukan. Sebabnya, menurut Luky, yang pernah meneliti aura dengan peranti fotografi Kirlian, masyarakat Barat yang sudah lebih dulu mendalami ilmu "modern" makin 'sadar bahwa selama ini telah menelantarkan aspek spiritual, karena kelewat menomorsatukan ilmu material.

"Di sana ilmu tentang aura digolongkan dalam soft science. Sayang, di sini dianggap ilmu klenik ya?" timpalnya sambil tertawa.

Saking getolnya mengeksplorasi penjelasan ilmiah di balik aura, mereka antara lain mendirikan International Kirlian Research Association (IKRA).

Salah satu temuan monumentalnya adalah yang pernah dilakukan psikolog Thelma Moss. Dari penelitiannya terhadap benih kedelai menggunakan fotografi Kirlian ia berhasil memprediksi potensi tumbuh dan tingkat kesuburannya.

Atas prakarsa Thelma Moss pula, pada bulan Mei 1972 diselenggarakan First Hemisphere Conference on Kirlian Photography, Acupuricture, and the Human Aura, ajang temu pendapat bagi para ilmuwan yang antara lain meminati aura.

Bukti lain besarnya perhatian ilmuwan Barat terhadap aura di antaranya terbitnya buku Psychic Healing for Psychological Problems tulisan Dr. Lee Steiner, yang bersumber dari disertasi doktoralnya tentang aura.

Dari pengalaman spiritualnya setelah menjelajah ruang angkasa, ilmuwan sekaligus astronaut AS Edgar D. Mitchell yang ikut mengawaki pesawat Apollo 14 kemudian juga mendirikan lembaga semacam IKRA, yaitu Instituie of Noetic Sciences.

Lembaga , ini kini dipresideni Willis W. Harman, mantan guru besar Universitas Stanford yang kini juga mengepalai Futures Research Group pada Stanford Research Institute.

Di Indonesia serangkaian penelitian mengenai aura pernah pula dilakukan di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada 1980-an.

Sayang, penelitian ini kemudian berhenti begitu saja. Bahkan, "Dokumentasi hasil penelitiannya sudah sulit ditemukan. Peranti fotografinya pun ditumpuk begitu saja di gudang," ucap H. Marhamis Sufri (41), karyawan di bagian Pusat Studi Dirgantara yang dulu bertugas mengoperasikan peranti elektrofotografi Kirlian.

Andai LAPAN merupakan satu-satunya lembaga di dalam negeri yang pernah meneliti aura, sungguh sayang jika apa yang diucapkan Marhamis itu benar.

Betapapun aura masih santer didakwa sebagai "ilmu klenik" yang jauh dari kutub ilmiah, rasanya ia tetap layak diberi tempat untuk ditelaah.

Aura tanaman peneduh dan tanaman pergola

Getaran panas:

Airmata pengantin (Antigonoh leptopus)

Akasia (Acacia spp.)

Bungurcina/bungur jepang (Lagerstroemia indica)

Flamboyan (Delonix regia)

Janda merana/yang liu (Salix babylonia)

Kayumanis (Cinnamomum burmani)

Ketapang (Terminalis cattapa)

Kol banda (Pisonia sylvestris)

Nona makan sirih (Clerodendron thomsonae)

Sirih (Piper betie).

Waru (Hibiscus tiliaceus)

Getaran dingin:

Alamanda (Allamanda catartica)

Bauhinia/daun kupu (Bauhinia sp.)

Beringin (Ficus benjamins)

Bungur/bungur bener (Lagerstroemia speciosa)

Dadap merah, parigata (Erythrina spp.) '

Johar (Cassia siamea) '

Kamboja: merah, putih (Piumeria spp.)

Karet hias/fikus (Ficus elastica)

Kelapa: semua jenis (Cocos nucifera)

Ki hujan/rain tree (Samanea saman)

Pinus (Pinus merkusii)

Rambutan hias/galinggem (Bixa orellana)

Stetanut (Stephanotis floribunda)

Tanjung (Mimusops elengi)

Aura tanaman buah

Getaran panas:

Alpukat (Persea americana)

Anggur (Vitis vinifera)

Durian (Durio zibethinus)

Kedondong (Spondias dulcis)

Lengkeng (Euphoria longana)

Nangka (Artocarpus integra)

Pepaya (Carica papaya)

Getaran dingin:

Belimbing manis (Averrhoa carambola)

Delima (Punica granatum)

Duku (Lansium domesticum)

Duwet/juwet {Eugenia cumin!)

Jambu air (Eugenia aquea)

Jambu biji (Psidium guajava)

Jambu bol/jambu dersono (Eugenia malaccensis)

Jeruk keprok (Citrus nobitis)

Kecapi (Sandoricum kucape)

Kepel (Stelechocarpus burahol)

Leci (Litchi chinensis)

Mangga (Mangifera Mica)

Manggis (Garcinia mangostana)

Pisang: semua jenis (Musa paradisiaca)

Rambutan (Nephelium lappaceum)

Rukem (Flacourtia rukam)

Sawo (Manilkara kauki)

Sirsak/nangka moris (Anona muricata)

Srikaya (Anona squamosa)

Aura tanaman hias bunga

Getaran panas:

Bunga matahari (Helianthus annuus)

Bunga pukul empat/kembang segerat (Mirabilis jalapa)

Helikonia/pisang hias: semua jenis (Heliconia spp.)

Kamboja jepang (Adenium abesium)

Kantil (Michelia alba)

Kecubung hias/kecubung hutan (Datura suaveolens)

Kembang merak/patrakomala (Caesalpinia pulcherrima)

Kembang sungsang (Gloriosa rothschildiana)

Kenikiran/bunga tahi ayam/marigold (Tagetes erecta)

Tapak dara (Catharanthus roseus)

Zinnia/mawar kertas (Zinnia elegans)

Getaran dingin:

Anturium (Anthurium sp.)

Anyelir/diantus/carnation (Dianthus caryophyllus)

Azalea (Rodhodendron spp.)

Cocor bebek/kalanco (Kalanchoe blossfeldiana)

Dahlia (Dahlia sp.)

Ekor kucing/akalifa cenil (Acalypha sp.)

Fuksia (Fuchsia sp.)

Geranium (Pelargonium sp.)

Gerbera/herbras (Gerbera-jamesonii)

Gladiol (Gladiolus sp.)

Gloksinia (Sinningia sp.)

Hibiskus lampion/hibiskus cina/abutilon (Abutilon sp.)

Hortensia/hidrangea (Hydrangea macrophylla)

Kacapiring/ceplok piling (Gardenia augusta)

Kamelia (Camellia japonica)

Kana/bunga tasbih: semua jenis (Canna indica)

Krisan (Chrysanthemum sp.)

Lengkuas merah (Nicolaia speciosa)

Lili (Lilium longiflorum)

Lilin emas/capit udang (Pachystachys aurea)

Lotus (Nelumbium speciosum)

Melati (Jasminum sambac)

Oleander/bunga mentega (Netium indicum)

Pacing hias (Coctus speciosa)

Petunia (Petunia sp.)

Sedap malam (Polianthes tuberosa)

Seruni/krisan (Chrysanthemum carinatumj

Soka/siantan (Ixora coccinea)

Spatifilum (Spathiphytlum wallisii)

Sutera bombay (Poriulaca grandiflora)

Taiwan beauty/kupea (Cuphea hyssopifolia)

Teralai (Nymphaea spp.)

Verbena (Verbena lancianiata)

Violces/saintpaulia {Saintpaulia ionantha)

Wijayakusuma palsu/ratu malam (Phylocactus spp.)

Aura tanaman hias daun

Getaran panas:

Hanjuang/andong merah (Corifyline sp.)

Lili parts putih (Ophiopogon sp.)

Kemuning (Murraya particular)

Puring/kroton (Codiaeum sp.)

Sansivera/pedang-pedangan (Sanseviera spp.)

Sirih gading (Scindapsus aureus)

Getaran dingin:

Afelandra (Aphelandra squarrosa)

Agave (Agave americana)

Aglonema/srirejeki (Aglaonema spp.)

Andong/hanjuang hijau (CordyFme fructicosa)

Asparaga (Asparagus densiflonts)

Bambu: semua jenis (Bambusa spp.)

Daun mangkokan (Notopanax scutellarium)

Daun mutiara/peperomia (Peperomia spp.)

Difen/difenbah/beras tumpah (Dieffenbachia spp.)

Episkia/daun beludru (Episcia sp.)

Filo (Philodendron scandens)

Florida beauty/drasena debu emas (Dracaena sp.)

Kadaka uncai/sarang burung (Asplenium nidus)

Kalatea/ekor merak (Catathea sp.)

Kastuba/poinsetia (Euphorbia pulcherrima)

Keladi hias/lompong emas (Caladium bicolor)

Krokot kriminii: hijau, merah (Althernanthera .sp.)

Lee kuan yew (Vernonia eliptica)

Lidah bttaya (Aloe vera)

Lili paris hijau (Ophiopogon sp.)

Maranta {Maranta leuconeura)

Miana/jawer kotok (Coleus hybndus)

Monstera/janda boleng (Monstera spp.)

Pakis haji/mawar jambe (Cyas revolita)

Pinang merah (Cyrtostachys lakka)

Pisang kipas (Ravenala madagascanensis)

Rumput payung/papayungan (Cyperus altemifolius)

Simbar menjangan/pakis tanduk rusa (Platycyium bifurcartum)

Straationgen'sinyo nakal'/pangkas hijau (Duranta repens)

Wahsongo (Brasaia actinophyla)

Wijayakusuma/vviiayakusuma bener (Pisoma grandis)

Aura tanaman bonsai

Getaran panas:

Asam londo (Pithecellobium dulce)

Cemara duri (Jumperus chmensis)

Getaran dingin:

Asam jawa (Tamanndus indica)

Dewadaru/cermai cina/asam selong/sianto (Eugenia umflora)

Jambu kerikil (Psidium sp)

Jeruk kingkit (Triphasia trifolia)

Kawista kerikil (Feroma lucida)

Serut (Streblus aspei)

Aura tanaman bumbu dapur

Getaran panas:

Cabai (Capsicum anuum)

Jahe (Zingiber officmate)

Serai (Andropogon cenfews)

Getaran dingin:

Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi)

Jeruk: limau dan nipis (Citrus spp)

Kencur (Kaemphena galanga)

Kunyit (Curcuma domestica)

Pandan wangi (Pandanus amarylitolius)

Tomat (Solatium lycopersicum)

(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Juin 1995)

Artikel Terkait