Advertorial
Intisari-Online.com – Hasil penelitian ini menegaskan bahwa pepatah Jerman, uang tidak membuat bahagia, benar adanya. Berbagai peribahasa atau cerita mitos, cenderung menunjukan pembenaran hal ini.
Misalnya kisah tentang Raja Midas, yang memohon agar semua yang disentuhnya menjadi emas, akhirnya mati kelaparan karena makanan dan minuman yang disentuhnya juga menjadi emas. Tamsil ini menguatkan pepatah bahwa uang tidak membuat bahagia.
Lalu apa yang membuat bahagia?
Indeks kebahagiaan baru yang dikembangkan oleh Oxford Economics dan National Centre for Social Research, dan ditugaskan oleh Sainsbury's, menemukan bahwa seks dan tidur adalah dua hal yang memiliki hubungan terkuat dengan kebahagiaan dan kesejahteraan seseorang - jauh di atas uang.
Peneliti menemukan bahwa meski kita meningkatkan pendapatan (walaupun melipatgandakannya sampai empat kali) nyatanya hanya meningkatkan sangat kecil pada tingkat kebahagiaan kita.
(Baca juga:10 Negara dengan Indeks Kebahagiaan Tertinggi)
Sebaliknya, beristirahat dan melakukan hubungan seks dengan baik memiliki dampak yang signifikan pada perasaan senang kita.
Penelitian tersebut melibatkan jajak pendapat 8.250 orang Inggris, menemukan bahwa rata-rata orang tersebut memiliki skor Living Well 62,2.
Mereka yang memiliki jam tidur lebih banyak memperoleh skor 15 poin lebih tinggi pada indeks tadi dibandingkan dengan mereka yang kesulitan untuk tidur.
Sementara orang-orang yang sangat tidak puas dengan kehidupan seks mereka memiliki tujuh poin lebih rendah daripada mereka yang mengatakan bahwa mereka sangat puas (dengan kehidupan seksual mereka).
Perlu dijelaskan di sini, sangat puas (dalam kehidupan seksual) tidak berarti orang-orang ini sering melakukan hubungan seksual. Namun mereka sangat senang dengan kualitas hubungan seksual kelamin yang mereka lakukan.
Meningkatkan pendapatan rumah tangga kita dari £12.500 (sekitar Rp224 juta) menjadi £ 50.000 (sekitar Rp896 juta), sementara itu, hanya meningkatkan indeks kebahagiaan sebesar dua poin.
Mereka yang sudah berada di atas rata-rata dalam skala itu (antara 72 dan 92) lebih mungkin merasa puas dengan kehidupan seks dan tidur mereka daripada orang kebanyakan.
Jadi sungguh, sebaiknya kita meningkatkan kualitas istirahat dan hubungan seks daripada bekerja giat dengan harapan kenaikan gaji.
(Baca juga:Setop Mengejek para Jomblo! Penelitian Nyatakan Lajang Lebih Bahagia Dibanding Orang yang Menikah)
Faktor lain yang dinilai lebih signifikan daripada pendapatan adalah tinggal di komunitas yang kuat, keamanan kerja, dan kesehatan orang-orang terdekat.
Yang kurang penting adalah status rumah kita apakah sewa atau rumah milik (yang ternyata tidak relevan dengan kesejahteraan) dan berapa pengikut di media sosial.
Penelitian indeks juga menemukan bahwa orang tua cenderung lebih bahagia daripada orang muda, dan demografi terbahagia adalah orang tua dengan anak kecil, diikuti oleh generasi baby boomer yang masih bekerja.
Kelompok yang paling menyedihkan ditemukan pada mereka yang berusia 30-an dan 40-an tanpa anak, yang cenderung memiliki kepuasan lebih rendah pada kehidupan seks mereka dan jaringan pertemanan yang lebih lemah.
(Baca juga:Ekspektasi Rendah, Indeks Kebahagaian Indonesia Cukup Tinggi)
Nah, berikut enam cara mudah untuk memperbaiki kualitas tidur Anda: