Intisari-Online.com -Sebuah penelitian menunjukkan bahwa menghabiskan uang untuk membeli rumah nyatanya tak cukup menunjukkan kepuasan yang signifikan terhadap si pembeli rumah. Benar, memiliki rumah bukanlah tolok ukur kebahagiaan kita. Kebanyakan orang menerapkan untuk memangkas pengeluaran untuk makan di restoran, rekreasi, atau apapun untuk menabung dan membeli rumah. Namun sebenarnya, menurut Elizabeth Dunn, seorang professor psikologi dari University of British Columbia, mengatakan bahwa orang akan lebih bahagia ketika mereka menghabiskan uang pada pengalaman baru atau traveling bukan pada barang-barang material, apakah itu mobil baru atau apartemen yang lebih besar. Prof. Dunn mengamati dampak dalam pembelian suatu rumah serta kaitannya dengan kebahagiaan para pemiliknya dalam sebuah buku berjudulHappy Money: The Science of Smarter Spendingyang ia tulis bersama Michael Norton, pengajar di Harvard Business School."Orang-orang masih melihat, membeli rumah, terlebih di kawasan real estate, sebagai komponen utama kebahagiaan dan aspek penting dari impian mereka," kata Dunn.
Sebuah studi yang dilakukan pada 2011 yang melibatkan sekitar 600 perempuan di Ohio membuktikan bahwa pemilik rumah tidak lebih bahagia daripada si penyewa. Penelitian dilakukan oleh Grace Wong Bucchianeri, asisten profesor real estate di Wharton School, University of Pennsylvania. Faktanya, pemilik rumah kurang menghabiskan waktu untuk kegiatan rekreasi dan lebih banyak mengeluarkan uang untuk merawat rumah. "Yang penting untuk kebahagiaan kita adalah apa yang kita lakukan di menit dan jam hari kita," ujar Dunn. Ketika memutuskan untuk membeli rumah, ia menyarankan supaya kita berpikir dan bertanya bertanya pada diri sendiri, "Bagaimana pembelian rumah ini akan mengubah cara saya menghabiskan waktu untuk kedepannya?"
(Nytimes)