Advertorial
Intisari-Online.com – Tebing yang bertelur batu. Itulah Chan Da Ya, sebuah tebing yang misterius di China.
Tebing Chan Da Ya merupakan bagian dari Gunung Gandeng yang terletak di daerah otonomi Qiannan Buyi dan Miao di Provinsi Guizhou.
Sudah berabad-abad lalu tebing itu menjadi teka-teki bagi para ahli geologi.
Pasalnya, tebing sepanjang 19,8 meter dengan tinggi 2,7 meter seperti tebing yang bertelur.
Erosi berat pada tebing itu membentuk permukaan yang tidak rata dan memunculkan lusinan batu berbentuk telur dalam berbagai ukuran.
Bagian-bagian lain dari tebing yang terus tergerus membuat ‘telur batu’ itu semakin terlihat, bahkan terlepas dari rongga alaminya.
Menurut penduduk di Desa Gulu yang berdekatan dengan tebing tersebut, munculnya telur batu ini memakan waktu 30 tahun.
Penduduk Gulu sudah mengetahui tebing bertelur ini selama bergenerasi.
Banyak di antara mereka yang rutin mengunjunginya untuk menyentuh ‘dewa telur’ sebagai peruntungan.
Data dari tahun 2005 memperlihatkan bahwa hampir setiap orang dari 125 keluarga di Desa Gulu memiliki satu dari banyak telur batu yang misterius tersebut.
Mereka menyimpannya di rumah sebagai sebuah daya tarik yang menguntungkan, sedangkan beberapa telur batu lainnya menjadi bagian dari koleksi desa.
Sementara dalam beberapa tahun terakhir ini, Chan Da Ya telah menjadi begitu populer sebagai sebuah tujuan wisata.
Hingga akhirnya kebanyakan telur batu itu dijual untuk mendapatkan keuntungan.
Dilansir dari situs Metro.co.uk, saat ini hanya ada 70 buah telur batu yang tersisa di Desa Gulu.
Telur batu lainnya hampir jatuh dari tebing dan sering dicuri oleh pemburu harta.
Menurut laporan media di China, Chan Da Ya memang menjadi tebing bertelur batu yang terbesar di Gunung Gandeng.
Namun, tebing itu bukan satu-satunya yang memperlihatkan banyak telur batu.
Area lain di Gunung Gandeng juga bermunculan telur batu.
Telur batu itu langsung muncul di tepiannya dan ada juga yang tergantung seperti sarang ular.