Find Us On Social Media :

CIA Berhasil Bunuh Dalang Serangan 9/11 Bukan karena Kemampuan Tempurnya tapi Gara-gara Teknologi Ini

By Ade Sulaeman, Rabu, 13 September 2017 | 12:30 WIB

Intisari-Online.com - Sebagai tokoh yang diyakini sebagai dalang serangan teror di New York AS (11/9/2001), Osama Bin Laden kemudian terus diburu untuk ditangkap hidup atau mati.

Butuh waktu bertahun-tahun untuk menangkap Osama sehingga baik militer AS maupun CIA sempat mengalami frustasi karena Osama ternyata tidak mudah ditemukan.

CIA sendiri baru mulai mendapatkan solusi untuk menangkap Osama dan pendukungya setelah mengerahkan pesawat tanpa awak, Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Predator yang dilengkapi persenjataan mematikan.

Strategi CIA untuk mengoperasikan UAV terinspirasi oleh keberhasilan NATO ketika melaksanakan misi tempur di Serbia.

Data UAV yang saat itu diterbangkan di Serbia bisa dikirim dan dimonitor langsung dari markas CIA di Creech Airbase. Nevada atau Langley, Virginia, AS.

Ketika dioperasikan CIA di Afghanistan pada awal 2001, Predator mulai dimodifikasi untuk dipersenjatai.

Proyek mempersenjatai Predator dengan rudal AGM-114 Hellfire ternyata berhasil, demikian juga saat dilakukan uji coba untuk menghancurkan konvoi kendaraan SUV.

CIA mengoperasikan UAV bersenjata antara 2001-2002 di Afghanistan, khususnya ketika pasukan AS melancarkan Operation Enduring Freedom, Predator yang dikerahkan CIA mulai memakan korbannya seperti tokoh Al-Qaeda nomor tiga di kawasan Afghanistan utara, Mohammad Atef.

Selama 2002, CIA telah menggunakan predator untuk memonitor 150 lokasi yang dicurigai sebagai tempat pelatihan Al-Qaeda dan para pejuang Taliban.

Untuk menghancurkan sasaran dengan UAV, biasanya CIA menyusupkan agen bayaran yang bertugas menaruh chip pemandu rudal Hellfire ke titik target sehingga sasaran dipastikan tidak akan meleset.

UAV yang dioperasikan CIA untuk memonitor kawasan perbatasan Afghanistan-Pakistan biasanya ditrbangkan dari pangkalan UAV CIA berbasis di Jacobabad, Pakistan barat.