Find Us On Social Media :

Meski Terus Disangkal, Adanya Pendanaan dari Arab Saudi dalam Serangan 9/11 Justru Semakin Terbukti

By Ade Sulaeman, Rabu, 13 September 2017 | 12:00 WIB

Intisari-Online.com - Otoritas penyelidik serangan teroris Al Qaeda pada 11 September 2011 di Amerika Serikat menemukan bukti kuat tentang dugaan keterlibatan pemerintah Arab Saudi dalam mendanai sebuah kegiatan menjelang serangan itu.

Walau Arab Saudi telah berulangkali menyangkal terlibat, kali ini AS menyodorkan bukti awal yang valid untuk menunjukkan adanya keterlibatan Riyadh itu.

Menurut dokumen Biro Investigasi Federal (FBI) AS, seperti yang dilaporkan oleh The New York Post (NYP), sebuah class action dari keluarga korban terkait serangan nine eleven itu memperlihatkan adanya "pola dukungan finansial dan operasional" dari pemerintah Arab Saudi.

Riyadh memberikan bantuan kepada para pembajak pada bulan-bulan sebelum serangan yang menewaskan hampir 3.000 orang dan melukai lebih dari 6.000 orang pada 16 tahun silam itu.

Dokumen FBI, yang diajukan sebagai bukti, mengklaim, ada dua warga Arab Saudi yang didanai pemerintah Arab Saudi, demikian dilaporkan The Independent.

Dua warga Arab Saudi yang diduga terlibat itu adalah Mohammed al-Qudhaeein dan Hamdan al-Shalawi. Mereka sebenarnya adalah anggota "jaringan agen Kerajaan" di AS.

Dokumen tersebut mengklaim, dua orang tersebut dilatih di Afganistan dan terlibat dalam sejumlah operasi Al Qaeda lainnya, yang juga mengambil bagian dalam serangan di AS 16 tahun silam di AS.

Qudhaeein diduga bekerja di Kementerian Urusan Islam Arab Saudi, dan Shalawi adalah "pegawai lama pemerintah Arab Saudi" di Washington DC.

Pada November 1999 mereka naik penerbangan AS ke Washington, dan mencoba untuk mengakses kokpit beberapa kali, meminta pramugari menjelaskan beberapa persoalan teknis dan hal itu membuat kru curiga.

Qudhaeein dilaporkan bertanya kepada kru di mana kamar mandi berada dan diarahkan ke arah yang benar. Namun, ia malah mencoba memasuki kokpit.

Pilot pun kemudian melakukan pendaratan darurat di Ohio dan kedua pria tersebut dibebaskan setelah diinterogasi oleh FBI.