Apakah Benar Kita Lebih Baik dari Orang Lain ketika Menilai Mereka?

Moh Habib Asyhad

Penulis

Percayalaha, kesombongan akan jatuh pada waktunya.

Intisari-Online.com -Alkisah, seekor kupu-kupu yang indah, mengkilap, dan berwarna-warni melayang dari satu bunga ke bunga yang lain.

Ia melihat seekor bayi gajah turun ke jalan.

(Baca juga:Memberi Benar-benar Lebih Baik dari Menerima)

Kupu-kupu itu terbang ke arah bayi gajah itu dan duduk di telinganya.

Gajah bertanya, “Siapa kau? Ke mana kau akan pergi?”

Kupu-kupu dengan sombong menjawab:

”Saya yang paling indah dari semua kupu-kupu. Kau jelek dan gendut. Tubuhmu berat sementara saya halus dan ringan. Orang-orang iri pada sayap saya yang berwarna-warni. Saya bisa terbang ke mana saja dengan sayap ini.”

Gajah dengan tenang mengatakan.

“Saya senang bertemu dengan Anda.”

Kupu-kupu melanjutkan:

“Tidak ada yang bisa dibandingkan di antara kita. Kau memiliki empat kaki tapi saya punya enam. Kau memiliki belalai dan saya memiliki sesuatu seperti itu juga, tapi saya menggunakannya untuk mengisap nektar dari bunga. Kau tidak bisa melakukan itu.”

Saat itu angin kencang bertiup dan kupu-kupu tidka bisa menjaga keseimbangannya.

(Baca juga:Si Megalomania, Orang Arogan yang Selalu Membanggakan Dirinya Sendiri)

Ia berteriak minta tolong saat ia diterbangkan jauh oleh angin.

Tapi gajah berdiri kokoh di tanah dan berpikir, “Saya bisa melihat bagaimana kesombongan akan jatuh.”

Artikel Terkait