Find Us On Social Media :

(Video) Mengharukan, Tanpa Tangan dan Kaki, Bocah Ini Berusaha Bantu Ibunya untuk Mengasuh Sang Adik

By Ade Sulaeman, Selasa, 5 September 2017 | 13:00 WIB

Intisari-Online.com – Meskipun disabilitas, seorang bocah cilik tetap berusaha untuk menjadi seorang kakak yang baik untuk adiknya.

Ini dibuktikan oleh Camden (4 tahun) dari Texas, Amerika Serikat.

Suatu ketika adiknya, Jaxton, yang masih bayi menangis di tempat tidur.

Camden yang berbaring di dekatnya langsung bergerak untuk menenangkan adiknya itu.

Dengan bagian yang tersisa dari tangan kanannya, ia mendorong sebuah dot (empeng) ke arah adiknya.

Setelah wajahnya berhadapan dengan wajah adiknya, ia menggigit bagian pegangan dot.

Setelah itu ia mencoba memasukkan bagian kepala dot ke dalam mulut adiknya.

Dot itu pun akhirnya masuk ke mulut sang adik dan langsung diemutnya.

Aksi Camden tanpa rekayasa saat membantu adiknya itu direkam oleh ibu mereka, Katie Whiddon (22 tahun).

Video rekaman sebuah momen yang manis dan mengharukan itu pun menjadi viral di Instagram.

Selain Jaxton, Camden juga punya seorang adik perempuan bernama Ryleigh (2,5 tahun).

Katie bercerita, Camden terlahir dengan sindrom phocomelia dan amelia.

Phocomelia adalah sebuah cacat bawaan sejak lahir yang menyebabkan tidak terbentuknya tungkai dan lengan.

Sedangkan amelia adalah suatu kecacatan lahir dimana seorang bayi terlahir tanpa satu atau lebih tungkainya.

Katie bercerita, saat dokter mengatakan padanya tentang Camden, ia langsung mati rasa. Ia berbaring sementara petugas ultrasound memeriksa perutnya.

Kenyataan ini langsung menusuk hatinya. Ia merasa bola matanya seperti mau meloncat keluar.

“Anakku tidak punya tangan satupun, dan hanya bagian atas tangan? Anakku? Berpikirlah seperti hal ini tidak terjadi,“ kata Katie berusaha mengingat.

“Berpikirlah seperti hal ini tidak terjadi pada keluargaku. Mengapa aku? Mengapa anakku? Mengapa?”

Katie masih cemas tentang segala hal akan bayinya tidak bisa melakukan apa-apa.

Namun setelah Camden lahir, anaknya membuktikan bahwa dugaan ibunya adalah salah.

Kini Camden tumbuh dengan baik. Ia terus mengesankan ibu dan ayahya, Cole (23 tahun), dengan apa yang bisa ia lakukan.

Menurut Katie, ia tahu banyak orang yang melihat Camden dan berpikir sebagai anak yang malang.

Namun, begitu dia merasa nyaman dengan sekitarnya dan mulai melakukan banyak hal sendiri, setiap orang selalu berkumpul di sekitarnya untuk melihat.

‘Dia mengagumkan dan dapat melakukan banyak hal yang Anda tidak akan percaya sampai Anda melihatnya sendiri.

Komentar yang banyak diterima olehku adalah: “Aku tidak pernah tahu betapa cepatnya dia bergerak!” kata Katie lagi.

Katie menambahkan, Camden tanpa kaki tidak bisa berdiri dan berlari, terapi bocah itu dapan berguling dengan cepat.

Jangan berprasangka pada seseorang hanya karena kondisi mereka saat lahir.

Hebatnya, Camden kebanyakan bisa makan, keliling di rumahi, dan duduk di toilet sendiri.

Ia juga bisa naik tangga dan banyak lagi hal lainnya yang orang lain pikir tidak bisa ternyata bisa.

“Camden adalah seorang anak yang mandiri dan tidak ingin semua orang membantunya melakukan sesuatu. Kecuali bila ia harus melakukan sesuatu yang serius, ia akan minta bantuanku atau ayahnya,” tegas Katie.

Seperti anak lainnya, Camden adalah seorang anak yang sehat dan hanya skali setahun konsultasi dengan spesialis.

Ia bertemu ahli terapi ketika lebih kecil lagi, tapi kemudian ia lebih banyak belajar bagaimana melakuan sesuatu sendiri.

Ia juga punya keterampilan luar biasa dalam memecahkan masalah.

Ia mencoba terus segala sesuatu hingga akhirnya bisa dan jika tidak bisa, hal itu tidak masalah baginya.

Selama Camden memiliki dukungan yang luar biasa, yang akan selalu akan ia dapatkan karena ia punya keluarga dan teman.

Ia akan bisa melakukan apapun yang diinginkannya.

Sebagai orangtua, Katie dan Cole, berusaha mendapatkan kaki prostetik untuk Camden saat anaknya berumur 7 atau 9 tahun.

Mereka juga bekerja untuk menyebarkan kepedulian bagi komunitas ‘perbedaan tungkai’.

Itu adalah istilah yang mereka gunakan untuk menggambarkan perbedaan fisik.