AS Latihan Jatuhkan Bom di Korsel, ‘Perang’ AS-Korut Sebenarnya Sudah Terjadi

Ade Sulaeman

Penulis

Sejumlah bom yang memiliki presisi tinggi dijatuhkan ke target yang disimulasikan sebagai tempat persembunyian Kim Jong Un.

Intisari-Online.com - Terkait Korut yang sukses meluncurkan rudal balistik jarak menengah Hwasong-12 hingga melintasi wilayah Jepang pada Senin (28/8), militer AS-Korut pun segera bereaksi agresif.

Pesawat-pesawat tempur AS yang paling diandalkan untuk menggempur Korut, khususnya pengebom nuklir B-1B Lancer dan pesawat siluman F-35B langsung melakukan latihan tempur menggunakan bom sungguhan di Korsel pada hari Kamis (31/8).

Sejumlah bom yang memiliki presisi tinggi ketika dijatuhkan ke target yang disimulasikan sebagai tempat persembunyian Kim Jong Un sukes menghantam sasarannya.

Latihan menjatuhkan bom yang dilaksanakan oleh pesawat tempur pengebom nuklir, pesawat siluman, dan F-16 AS itu mengindikasikan bahwa militer AS-Korsel sebenarnya sudah “berperang” melawan Korut dan tinggal selangkah untuk terjun ke peperangan yang sesungguhnya.

Militer AS juga telah melakukan uji coba menembakkan rudal jelajah yang kemudian sukses ditembak jatuh menggunakan sistem persenjataan antirudal di Hawai.

Sedangkan untuk sistem pertahanan anti rudal nuklir yang nota bene merupakan pertahanan darat terakhir yang berlokasi di Alaska juga telah disiapkan oleh militer AS.

Korut sendiri ternyata menyatakan tidak gentar terhadap provokasi latihan pengeboman pesawat-pesawat tempur AS-Korut yang oleh Kim Jong Un disebut “latihan militer provokatif secara liar itu”.

Setelah Presiden AS Donald Trump memberikan pernyataan bahwa penyelesaian konflik AS-Korut tampaknya tidak bisa dilakukan melalui perundingan damai, militer AS-Korsel memang langsung berada pada posisi siap menyerbu Korut.

Apalagi baik Rusia maupun China sudah memberikan masukan jika sangsi ekonomi yang dijatuhkan PBB kepada Korut tidak akan pernah membuat Korut menjadi “jinak”.

Kondisi jutaan personel militer Korut yang saat ini sebenarnya dalam kondisi kurang makan akibat pengaruh embargo ekonomi, bahkan bisa makin berbahaya karena prajurit yang kelaparan dalam peperangan bisa bertindak sangat brutal.

Berdasarkan data laporan intelijen Korsel, pasukan Korut bahkan diperintahkan untuk menjarah bahan makanan apa saja ketika sedang bertempur menyerbu Korsel.

Artikel Terkait