Find Us On Social Media :

Buah Maja, Rasanya Ternyata Tidak Sepahit Akhir Kisah Majapahit

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 29 Agustus 2017 | 14:30 WIB

Intisari-Online.com – Selama ini kita mengenal buah maja adalah buah yang bentuknya bulat sebesar bola voli, rasanya pahit sehingga tidak ada yang berani memakannya.

Padahal, buah maja sebetulnya berukuran relatif lebih kecil, rasanya juga tidak pahit, melainkan manis dan enak dimakan.

Lalu kenapa ada nama Majapahit, maja yang pahit?

Menurut kisah yang selama ini kita percaya, buah maja terkait dengan asal-usul Kerajaan Majapahit (1293 - 1527).

(Baca juga: Kapan Tepatnya Orang Indonesia Mengenal ‘Budaya’ Mudik Menjelang Lebaran? Benarkah Sejak Zaman Majapahit?)

Konon, saat Raden Wijaya dan para pengikutnya babat alas Tanah Tarik, mereka menemukan banyak pohon maja yang sedang berbuah.

Menurut mereka, buah yang mereka temukan itu rasanya pahit. Karena itu, mereka kemudian memberi nama daerah itu sebagai maja-pahit.

Nama ini lantas menjadi nama kerajaan yang dipimpin Raden Wijaya, yang kemudian pada zaman Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada dianggap berhasil menyatukan wilayah Nusantara.

Kisah selanjutnya Anda pasti lebih fasih menceritakannya.

Pohon maja yang selama ini kita kenal adalah tanaman perdu dan banyak ditemukan di taman-taman.

Buahnya sebesar bola voli, berwarna hijau, dengan kulit (tempurung) sangat keras. Daging buahnya sama sekali tidak enak dimakan dan hanya digunakan sebagai bahan obat herbal.

Justru tempurungnya yang sekeras dan sekuat tempurung kelapa itu yang sering dimanfaatkan.

Bedanya ukurannya dua kali lipat, dan biasa digunakan sebagai bahan perkakas rumah tangga, mulai dari gayung air, takaran beras, sampai tempat menyimpan biji-bijian.