Find Us On Social Media :

Menggali Tenggelamnya Atlantis: Tentang Budaya Kurban dan Nama Sebenarnya dari Atalantis

By Ade Sulaeman, Sabtu, 26 Agustus 2017 | 14:20 WIB

Intisari-Online.com - Bahwa di kemudian hari nama Atlantis jadi rebutan, itu karena nama Atlantis selalu identik dengan keadidayaan.

Pada abad XV, di peta Portugis terpampang suatu pulau yang dinamakan Antillia, sebuah nama pulau berbau rnistis yang mungkin nama lain Atlantis.

Berbeda dengan Pulau Atlantis yang terletak ditengah Laut Mediterania atau Selat Gibraltar, P. Antillia versi Portugis ini ada di dekat Laut Karibia di tenggara Puerto Rico.

Pada 1882, Ignatius Donnelly, penulis-novelis Amerika menerbitkan buku yang kelak menjadi buku laris, Atlantis: the Antediluvian World (Atlantis: Dunia Amat Kuno).

Berbeda dengan Portugis yang menempatkan Antillia di Laut Karibia.

la menempatkan Atlantis'pada peta di Azores tepat di tengah Lautan Atlantik.

Dalam bukunya yang mengalami 50 kali cetak ulang dan direvisi pada 1950 itu Donelly mengemukakan teorinya: Atlantis memang pernah ada di tengah Lautan Atlantik, berseberangan dengan Laut Mediterania; Paparan Plato dalam Critias bukan fiksi ilmiah tapi sejarah Atlantis yang sesungguhnya mitologi; Mesir dan Peru yang sama-sama menyembah matahari berasal dari kebudayaan Atlantis; zaman perunggu di Eropa berasal dari Atlantis; aksara bangsa Phoenix yang merupakan induk aksara-aksara Eropa berasal dari aksara Atlantis, yang kemudian menyebar ke bangsa Maya di Amerika Tengah.

T.C, Lethbridge, antropolog Cambridge, yang mempelajari pulau yang hilang dalam legenda dari berbagai negara berpendapat lain.

Atlantis nama lain dari Tartessos, bangsa yang sering disebut-sebut dalam mitologi Celtic.

Terletak di antara 2 sungai di utara Spanyol yang mengalir ke Pilar Heracles (Selat Gibraltar) seperti diceritakan Plato – Tartessos tenggelam tahun 6000 SM.

Dr. James Mavor, penulis Voyage to Atlantis (1969), setuju dengan kesimpulan dua ilmuwan Yunani tadi bahwa Atlantis tidak lain dari peradaban Minoa, yang hancur akibat bencana alam gunung api di P. Thera (Santorin) ta hun 1500 SM.