Penulis
Intisari-Online.com - Bahwa di kemudian hari nama Atlantis jadi rebutan, itu karena nama Atlantis selalu identik dengan keadidayaan.
Pada abad XV, di peta Portugis terpampang suatu pulau yang dinamakan Antillia, sebuah nama pulau berbau rnistis yang mungkin nama lain Atlantis.
Berbeda dengan Pulau Atlantis yang terletak ditengah Laut Mediterania atau Selat Gibraltar, P. Antillia versi Portugis ini ada di dekat Laut Karibia di tenggara Puerto Rico.
Pada 1882, Ignatius Donnelly, penulis-novelis Amerika menerbitkan buku yang kelak menjadi buku laris, Atlantis: the Antediluvian World (Atlantis: Dunia Amat Kuno).
Berbeda dengan Portugis yang menempatkan Antillia di Laut Karibia.
la menempatkan Atlantis'pada peta di Azores tepat di tengah Lautan Atlantik.
Dalam bukunya yang mengalami 50 kali cetak ulang dan direvisi pada 1950 itu Donelly mengemukakan teorinya: Atlantis memang pernah ada di tengah Lautan Atlantik, berseberangan dengan Laut Mediterania; Paparan Plato dalam Critias bukan fiksi ilmiah tapi sejarah Atlantis yang sesungguhnya mitologi; Mesir dan Peru yang sama-sama menyembah matahari berasal dari kebudayaan Atlantis; zaman perunggu di Eropa berasal dari Atlantis; aksara bangsa Phoenix yang merupakan induk aksara-aksara Eropa berasal dari aksara Atlantis, yang kemudian menyebar ke bangsa Maya di Amerika Tengah.
T.C, Lethbridge, antropolog Cambridge, yang mempelajari pulau yang hilang dalam legenda dari berbagai negara berpendapat lain.
Atlantis nama lain dari Tartessos, bangsa yang sering disebut-sebut dalam mitologi Celtic.
Terletak di antara 2 sungai di utara Spanyol yang mengalir ke Pilar Heracles (Selat Gibraltar) seperti diceritakan Plato – Tartessos tenggelam tahun 6000 SM.
Dr. James Mavor, penulis Voyage to Atlantis (1969), setuju dengan kesimpulan dua ilmuwan Yunani tadi bahwa Atlantis tidak lain dari peradaban Minoa, yang hancur akibat bencana alam gunung api di P. Thera (Santorin) ta hun 1500 SM.
Nama Minoa nenek moyang bangsa Kreta, berasal dari arkeolog Inggris, Sir Arthur Evans, yang memulai eskavasinya pada 1900.
Di Knossos ia temukan puing-puing kerajadn yang pada salah satu reliefnya bergambar kepala sapi.
Penemuan ini logis sebab bangsa Atlantis selalu melibatkan sapi dalam upacara keagamaannya. Plato sendiri menulis, tiap 4 atau 5 tahun sekali ke-10 raja Atlantis bertarung melawan sapi dengan tangan kosong, menangkap dan menyembelihnya sebagai kurban!.
Apakah peradaban Minoa merupakan perwujuddn Atlantis seperti yang digambarkan Plato dan kemudian didukung Dr. Jdihes Mavor?
Adalah ilmuwan Jerman, Dr. Jurgen Spanuth, yang menyebut asumsi demikian sebagai "kesalahan nalar terbesar".
Dalam bukunya Atlantis of the North (1976) Spanuth menegaskan, "Tidak pernah ada baik Pulau Thera maupun Kreta yang terletak di Lautan Atlantik, tidak ada pulau di mulut 'sungai besar', tidak ada pula pulau yang tenggelam di Lautan Atlantik tersebut;"
Memperkuat teorinya, Spanuth menunjukkan bukti bahwa Atlantis sesungguhnya berpusat dan tenggelam di perairan dekat Helegoland, barat laut panted Jerman.
Atlantis pula yang kemudian menurunkan bangsa Viking di Eropa dan Skandinavia.
Nama pulau yang tenggelam itu pun bukan Atlantis, juga bukan Antillia, melainkan Atland!
Dihancurkan asteroid
Ihwal lenyapnya benua Atlantis ada teori lain yang muncul.
Dalam bukunya The Secret of Atlantis, Otto Muck menyatakan Atlantis hancur dan kemudian tenggelam oleh hantaman benda-benda angkasa yang jatuh di atasnya.
Muck menunjukkan bukti, misalnya, di barat daya Atlantik, adanya sebuah lubang raksasa di dasar lautan.
Letaknya dekat Puerto Rico dengan kedalaman 7 km.
Jadi lubang itu tentunya berbentuk kawah atau palung.
Kesirnpulan Muck, tenggelamnya Atlantis karena hantaman benda-benda angkasa ini.
Untuk meyakinkan bagaimana Atlantis menemui kehancuran, Muck coba berhitung.
Jika sebuah asteroid (benda angkasa) yang lebarnya 10 km menghantam bumi, daya ledaknya setara dengan 30.000 megaton riitrogliserin, atau 3.000 bom hidrogen ukuran sedang yang dijatuhkan ke bumi!
Kekuatan sedahsyat ini sanggup menenggelamkan Atlantis dan sebagian Amerika Tengah untuk kemudian memunculkan Teluk Meksiko dan Karibia.
Hebatnya, Muck bahkanbisa menetapkan tanggal terjadinya ledakan asteroid itu, yakni 4 Juni 8498 SM.
Mengapa tanggal itu yang ditetapkan?
Apa Muck setuju dengan Plato yang menetapkan tahun 9000 SM sebagai kehancuran Atlantis?
Bukankah P. Thera atau Santorin yang disinyalir sebagai sisa reruntuhan Atlantis baru tenggelam tahun 1500 SM?
Muck lalu membeberkan bukti astronomis, bahwa tepat pada tanggal itu (menurut kalender bangsa Maya) bulan, matahari dan planet Venus dalam keadaan sejajar.
Ini berakibat timbulnya tarikan gravitasi yang amat besar, memungkinkan asteroid tersedot dan lalu menghantam bumi.
Melalui perhitungan rumit,Muck bahkan bisa menetapkan waktu kehancuran Atlantis, yakni pukul 20.00!
Masih tanda tanya Keberadaan Atlantis hingga kini masih terus diperdebatkan.
Tak pelak sudah berapa ribu orang yang berhak menyandang gelar atlantolog.
April 1975 lalu, Indiana University menghimpun para atlantolog dalam sebuah simposium
raksasa yang mereka ben judul Atlantis: Fact or Fiction (Atlantis: Fakta atau Khayalan).
Boleh jadi tema simposium tersebut relevan dengan sikap Anda sendiri, yakni antara percaya dan tidak.
(Artikel ini pernah dimuat di Majalah Intisari edisi April 1994)