Find Us On Social Media :

Bali Marathon 2017: 12 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Lari Maraton, No. 10 Wajib Baca

By Agus Surono, Jumat, 25 Agustus 2017 | 13:20 WIB

Intisari-Online.com – Geliat lari sekarang ini semakin terasa. Di mana-mana kita jumpai komunitas-komunitas lari dengan nama-nama yang unik. Mereka pun berlomba-lomba untuk selalu meningkatkan kategori larinya sampai pada tataran tertinggi, full marathon (FM) sepanjang 42,195 km.

Nah, Bali Marathon sering dijadikan sebagai ajang untuk memerawani dengkul mereka pada nomor FM.

Karena beberapa pelari hanya bermodal niat, maka perlu untuk memperhatikan 12 hal berikut ini yang dipaparkan oleh dr. Kiki N – spesialis bedah tulang di RS Medistra Jakarta - agar lari FM pertama berhasil tanpa alangan.

  1. Pada Bali Marathon 2017 ini, akan ada pembagian barisan berdasarkan pace (satuan kecepatan lari, dinyatakan dalam berapa menit yang diperlukan untuk menempuh jarak 1 km). Mohon patuhi ini dan tidak usah memaksa start di garis depan hanya demi foto tapi kemudian menghalangi orang lain. Sebenarnya hal ini adalah aturan marathon international.
  2. Jangan selfie (swafoto) di tengah jalan selepas star. Ini sangat berbahaya. Lagipula dalam keadaan gelap, biasanya hasil foto gak akan maksimal. Ingat, start FM pukul 05.00 waktu Bali.
  3. Jika berlari dalam kelompok, buatlah maksimal dua baris saja. Jika lebih dari dua baris akan menghalangi pelari lain.
  4. Kalau di belakang kita terlihat ada pelari yang berlari lebih cepat dari kita, berlarilah lebih ke pinggir sesuai arah jalan.
  5. Karena udara Bali panas dan lembab, pastikan minum cukup sebelumnya, dan tetap minum selama lari. Namun jangan menenggak sekaligus satu gelas. Untuk tempat seperti Bali, rasanya teori hyper-hydrated kurang pas untuk dianut.
  6. Perlu minum sports drink yang mengandung elektrolit jika lari lebih dari 90 menit. Karena setelah waktu itu, kelenjar keringat kurang bisa menahan elektrolit untuk ikut keluar dan keringat menjadi salty sweat.
  7. Kalau sempet sarapan sedikit baik juga. Pilihan yang paling mudah dan bijak di Bali mungkin: pisang, roti putih tawar dengan selai, atau sedikit nasi putih dengan abon manis misalnya. Sebaiknya makan paling lambat 2 jam sebelum lari, tapi kalau kepepet dekat dengan waktu lari, setengah buah pisang mungkin bisa membantu.
  8. Bisa membawa sports gel atau kurma sebagai booster di tengah jalan. Membawa permen atau makanan yg sangat asam campur pedas mungkin akan membantu menghilangkan kram dalam beberapa menit, lewat mekanisme refleks di kerongkongan.
  9. Jangan terbawa euforia dan nafsu untuk berlari di awal lebih cepat dari pace latihan. Apalagi yang mileage latihannya belum cukup, supaya enggak kram dan nyeri banget. Mending tidak memaksakan pace di awal. Juga penting diketahui, jangan jadi chlorethyl spray addict. Ingat, semprotan itu bukan obat kram, tapi mungkin berguna kalau keseleo atau ada memar.
  10. Yang suka berlari sambil mendengarkan musik lewat earphone, sebaiknya hanya sampai  maksimal 60% volume suara, dan melepasnya setelah satu jam. Setelah mengistirahatkan telinga dan lari belum selesai, dapat dilanjutkan lagi, tapi dengan volume yang lebih kecil. Ini supaya gendang telinga tidak mengalami trauma berat.
  11. Compression garment bisa membantu mempercepat pemulihan inflamasi otot jika dipakai 24-48 jam setelah lari. Merendam betis di air es juga bisa membantu, dilakukan segera setelah selesai.
  12. Massage sebaiknya dilakukan setelah 24 atau 48 jam setelah long run yg melelahkan, karena otot yang sudah meradang sebaiknya didiamkan dulu radangnya hilang. Kenapa? Karena biasanya massage yang bukan oleh ahli sport massage di Indonesia adalah deep tissue massage. Jika massage dilakukan oleh ahli sport massage, mereka tahu seberapa dalam massage yang diberikan.

Akhirnya, sampai ketemu di hari Minggu 27 Agustus 2017 di kawasan Bali Marine Safari Park, Gianyar, Bali.