Find Us On Social Media :

Jangan Sekali-kali Melupakan Kota Ini, karena di Tempat Inilah Belanda Menyerah Kalah kepada Jepang

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 22 Agustus 2017 | 19:30 WIB

Intisari-Online.com – Di dalam kompleks Pangkalan TNI-AU Kalijati, Kabupaten Subang, Jawa Barat, ada sebuah rumah setengah kuno yang sering dikunjungi pensiunan serdadu Belanda ataupun purnawirawan tentara Jepang yang berkunjung ke Indonesia.

Di sanalah kekuasaan Belanda di Indonesia berakhir setelah mereka menjajah kita selama tiga setengah abad.

Sebaliknya, bagi Jepang, rumah itu merupakan bagian yang penting dalam mengenang kejayaannya sewaktu menguasai Asia Timur Raya.

(Baca juga: Benarkah Indonesia Dijajah Belanda Selama 350 Tahun? Fakta Ini Membantahnya!)

Tanggal 28 Februari malam menjelang 1 Maret 1942, balatentara Jepang di bawah Vice Admiral Takashi mendaratkan pasukannya secara serentak di tiga tempat di Pulau Jawa.

Letnan Jenderal Hitoshi Imamura mengepalai pendaratan di Merak dan Teluk Banten.

Kolonel Shoji beserta satuan angkatan udara yang disediakan untuk menggempur Pangkalan Udara Kalijati, mendarat di Pantai Eretan Wetan, Indramayu.

Pendaratan ketiga di Kanggran, dipimpin oleh Sakaguchi.

Jepang ternyata tidak mendapat kesulitan. Pasukan pimpinan Shoji bersama-sama ± 3.000 anak buahnya dengan cepat bisa masuk ke daerah Kalijati maupun Subang.

Pangkalan Kalijati jatuh pada hari pertama pertempuran. Tentu saja hal itu merupakan pukulan berat bagi Belanda. Usaha mereka untuk membalas lewat Purwakarta dan Subang gagal karena Jepang bertindak begitu cepat.

Pertempuran merambat ke Ciater dan Lembang. Dengan menguasai Lembang berarti pintu masuk ke Bandung sudah terbuka lebar-lebar.

Susah dibayangkan Bandung bisa dipertahankan tanpa dukungan angkatan udara dari Pangkalan Kalijati.

Untungnya, tanggal 6 Maret Belanda sudah memutuskan: tidak akan ada perang di dalam Kota Bandung. Soalnya, penduduk Kota Bandung padat.