Penulis
Intisari-online.com --Betapa kagetnya Ben Stiller (51) saat divonis terkena prostat pada 2014 silam.
Saat itu usianya masih 46 tahun. Aktor Amerika itu merasa selama ini tidak ada gejala yang menunjukkan bahwa dirinya berbakat dengan penyakit ganas itu.
Bahkan ia tidak punya riwayat keluarga dan faktor risiko lainnya pada diri pemain film Tropic Thunder itu.
Namun kenyataannya, ia mengalami penyakit yang ditakutkan banyak lelaki itu.
(Baca juga:Agar Prostat Sehat, Ubahlah Gaya Hidup dan Konsumsi Makanan-Makanan Berikut Ini)
Beruntung bagi Stiller, sebab penyakit itu ditemukan melalui deteksi dini Prostate Specific Antigen (PSA). Walau American Cancer Society menganjurkan pria melakukan pemeriksaan prostat di atas usia 50 tahun, Stiller melakukan tes empat tahun lebih cepat.
Keputusannya itu diperiksa memang memberi hasil yang mengejutkan, namun laki-laki itu tetap bersyukur.
Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika kanker itu tidak terdeteksi sejak dini. Mungkin keadaannya akan lebih parah.
Kini, Stiller sudah lega. Sebab kanker tersebut langsung ditangani begitu diagnosis tegak. Ia menjalani operasi pada September 2014.
Stiller juga tekun menjalani perawatan pengobatan hingga dinyatakan sembuh dan bebas dari kanker.
Pengalaman Stiller menunjukkan bahwa gejala kanker prostat tidak khas. Jenis penyakit ganas ini pun rupanya tidak memandang garis keturunan.
Artinya, semua laki-laki punya risiko yang sama terserang penyakit ini. Karena itulah kesehatan prostat jangan sampai diabaikan. Agar lebih terjamin lagi, sebaiknya lakukankan pemeriksaan dini.
Menurut National Cancer Institute di Amerika, kanker prostat merupakan penyakit penyebab kematian terbesar kedua pada pria—dibanding jenis kanker lainnya.
(Baca juga:Tanpa Operasi, Kanker Prostat Kini dapat Disembuhkan Lewat Gelombang Suara Mirip Proses USG)
Di Indonesia sendiri, data dari Kementerian Republik Indonesia pada 2013 menyatakan, perkiraan angka kejadian kanker prostat adalah 0,2 persen atau 25.012 penderita.
Gangguan prostat memang lebih sering terjadi pada laki-laki berusia di atas 50 tahun. Namun faktanya, pria 40 tahun seperti Stiller juga bisa mengalaminya.
Tidak menutup kemungkinan laki-laki yang lebih muda dari Stiller, alis di bawah 40-an tahu, juga dapat terserang gangguan prostat.
Perlu ditegaskan, gangguan prostat tidak selamanya kanker. Gangguan prostat banyak jenisnya. Paling banyak terjadi adalah pembesaran kelenjar prostat jinak (PPJ) atau benign prostatic hyperplasia (BPH).
Kondisi ini terjadi gara-gara adanya perubahan hormon seiring pertahan usia. Sebaliknya jika pembesaran kelenjar prostat bersifat ganas baru dikatakan sebagai kanker prostat.
Tanda paling sederhan yang dapat dikenali untuk mendeteksi PPJ adalah kebiasaan buang air kecil seseorang: air kencingnya lemah dan putus-putus.
Ada pula keadaan seseorang harus mengejan saat kencing karena air seni tidak keluar, padahal rasanya sudah kebelet pipis.
Pada kasus PPJ parah, air kencing malah tidak keluar sama sekali. Jika kondisi ini sering terjadi terutama di malam hari, maka perlu dilakukan pemeriksaan ke dokter. Semakin cepat, semakin baik. Apalagi PPJ jika dibiarkan dapat berubah menjadi kanker prostat.
(Baca juga:Ingin Sperma Bergerak Lincah dan Istri Bisa Hamil? Penuhi Diri dengan Vitamin dan Mineral Ini!)
Dalam tubuh laki-laki, prostat memegang peranan yang krusial, yakni penghasil nutrisi bagi sperma.
“Salah satunya adalah prostat glandin yang berguna untuk ereksi, ejakulasi, dan menyalurkan sperma,” ujar Gideon F.P, Sp.U di Jakarta.
Kelenjar sebesar buah kenari yang terletak di bawah kantung kencing itu umumnya berukuran sektiar 20 gram, itu bagi laki-laki normal.
Dari sini terungkap, prostat juga berperan dalam urusan seksualitas seorang laki-laki.