Find Us On Social Media :

Sekali Penipu, Selalu Penipu, dan Orang yang Tidak Setia Lebih Mungkin Menipu Lagi, Setuju?

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 20 Agustus 2017 | 18:00 WIB

Intisari-Online.com – “Sekali penipu, selalu penipu”.

Walau terlihat sederhana, pepatah lama ini memiliki kemampuan untuk menodai reputasi seseorang dalam hubungan di masa depan.

Bahkan ada penjelasannya secara sains di balik pepatah tersebut.

(Baca juga: Ternyata Kalimat 'Sekali Penipu, Tetaplah Penipu' Benar-benar Bisa Dibuktikan Secara Ilmiah)

Dilansir dari independent.co.uk, menurut sebuah studi baru di University College London, semakin semakin sering seseorang menipu dan kemudian berbohong tentang hal itu, semakin sedikit rasa bersalah yang mereka rasakan.

Diterbitkan di jurnal Nature Neuroscience, penelitian tersebut melihat peserta terprovokasi untuk memenangkan hadiah uang tunai.

Mereka diperlihatkan sebuah toples berisi koin dan diinstruksikan untuk membantu pasangan untuk menebak berapa banyak isinya.

Satu kelompok diberi tahu bahwa mereka akan menerima hadiah uang tunai jika berbohong tentang jumlah koin kepada pasangannya.

Selama tes tersebut, pemindaian otak menunjukkan respon terkait emosi. Namun setiap kali seseorang berbohong, respon ini melemah.

Dengan demikian, otak mereka menjadi desensitif (kurang peka atau sensitif) karena menipu.

Selain itu, seorang penipu akan merasa bersalah karena berbohong untuk pertama kalinya. Namun mereka cenderung tidak mengalami tingkat penyesalan yang sama pada waktu berikutnya.

“Ketika kita melakukan kecurangan, muncul reaksi emosional setelahnya,” ucap Neil Garrett, penulis studi.

(Baca juga: Kisah Nyata Persahabatan Unik Gajah dan Burung Unta)