Kapulaga, Gampang Menanamnya, Banyak Pula Manfaatnya

Moh Habib Asyhad

Penulis

Biji itu harus dikeluarkan dulu dari kulit buahnya yang sudah masak dan dicuci agar bebas dari lendirnya, lalu dikeringanginkan sebelum disemaikan dalam kantung plastik.

Intisari-Online.com -Kapulaga biasanya ditanam oleh petani daerah pegunungan rendah (400 - 700 m di atas permukaan laut) sebagai tanaman tumpang sari (di antara tanaman lain) di pekarangan.

Batangnya memang tidak tinggi (rata-rata 3 m kalau kapulaga sabrang, dan 2 m kalau kapol), sehingga cocok ditanam di antara pohon buah-buahan seperti duku, rambutan, petai, atau lainnya yang berbatang tinggi.

(Baca juga:Meski Liar, Namun Kersen atau Talok Punya Segudang Manfaat Kesehatan)

Setiap pekarangan rumah yang teduh, sejuk, dan lembap karena pohon-pohonan tinggi ini, dapat ditanami kapulaga.

Untuk itu, digali dulu lubang tanam yang memanjang, sepanjang 2 m, dan selebar 50 cm.

Dalamnya cukup 25 cm. Lubang panjang ini dapat dibuat di sekeliling pohon yang ada, sejauh 2 m. Tidak berarti harus melingkar, tetapi tetap lurus di antara baris-baris batang pohon.

Sesudah lubang diangin-anginkan selama 2 minggu, tanaah galian yang sebelumnya digundukkan di samping lubang dicampur dengan pupuk kandang atau kompos 5 kg.

Ketika ditimbun kembali ke lubang, tanah campuran itu jelas akan cembung.

Setelah dibiarkan mengendap selama 2 minggu, tanah cembung itu akan susut karena memadat.

Pada saat itulah (kalau dapat dijatuhkan pada awal musim hujan), bibit kapulaga boleh ditanam sebanyak 1 - 4 batang setiap lubang tanam panjang.

Sebagai bibit dipakai robekan (sempalan) tanaman dari rumpun yang subur.

(Baca juga:Jamblang, Si Ungu yang Kandungan Antioksidannya Tinggi dan Cocok untuk Penderita Kencing Manis)

Satu robekan yang berbatang semu harus sudah mempunyai 1 - 2 tunas anakan setinggi 10 - 15 cm, berikut rimpang dan sebagian akarnya.

Bibit vegetatif ini biasanya dapat dibeli pada petani pekebun kapulaga yang rumpunnya beranak terlalu banyak, dan perlu diperjarang.

Tetapi bibit dapat juga dibeli pada Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Jl. Tentara Pelajar no. 1, Bogor 16114.

Kalau ingin memakai bijinya sebagai bibit, biji harus disemaikan duiu dalam kantung-kantung plastik berisi media pesemaian yang dapat dibeli di kios-kios sarana produksi pertanian.

Biji itu harus dikeluarkan dulu dari kulit buahnya yang sudah masak (berwarna hijau kekuning-kuningan) dan dicuci agar bebas dari lendirnya, lalu dikeringanginkan sebelum disemaikan dalam kantung plastik.

Kantung bibit ini harus ditaruh di tempat teduh, di bawah naungan pohon yang rindang.

Dengan disirami setiap hari (tetapi seminggu sekali, air penyiram diberi urea satu sendok makan tiap 10 liter), bibit akan tumbuh pesat, dan pada umur 6 -8 bulan sudah cukup kuat (tingginya 30 cm) untuk dipindahtanamkan ke lubang penanaman dekat batang pohon naungan.

Pemeliharaan kapulaga selanjutnya sederhana sekali.

Pada umur satu bulan sejak dipindahtanamkan, tanaman dipupuk urea satu sendok makan tiap batang, untuk mendorong pembentukan rumpun.

Lalu satu sendok makan lagi sesudah berumur tiga bulan.

(Baca juga:Ginseng, ‘Akar Orang’ yang Tidak Hanya Berkhasiat Meningkatkan Gairah Pria)

Setiap enam bulan sekali dipupuk kandang 3 kg tiap rumpun. Selain disiangi (dicabuti) rumput liarnya, rumpun kapulaga periu diberi mulsa di sekitar batangnya untuk menjaga kelembapan.

Mulsa (penutup tanah di sekitar batang tanaman) boleh berupa rumput hasil penyiangan yang sudah dikeringkan, atau jerami kering.

Secara rutin, tanah di sekitar batang juga perlu didangir agar gembur, dan batang yang sudah mengering karena tua dipotong untuk dibuang.

Sesudah berumur dua tahun, selain diberi pupuk kandang rutin, rumpun juga diberi pupuk majemuk kimia NPK yang angka P-nya besar, untuk mendorong pembentukan buah.

Tiap rumpun cukup diberi 40 g setahun. Tetapi dicicil dua kali angsuran.

Cicilannya dititipkan pada pupuk kandang pemberian rutin tiap "semester" itu.

Kapulaga akan berbuah setelah berumur tiga tahun. Tandan buah yang merayap perlu diberi alas lembaran plastik, agar tidak kotor kecipratan air hujan.

Buah dipetik kalau warnanya sudah berubah hijau muda, dan padat berisi. Dipungut terlalu masak, buah akan banyak yang meledak ketika dikeringkan.

Kita hanya mendapat sisa yani kocar-kacir saja, berikut kulit yang kopong.

Karena bunga tidak bersamaan keluarnya, buahnya terpaksa tidak dapat dipanen serentak, tetapi sebagian-sebagian.

Tanda bahwa buah sudah boleh dipetik ialah sisa perhiasan bunga diujung tandan sudah luruh.

Kalau sudah begitu, pangkal tandan dipotong dengan pisau, tepat di bawah buah yang paling bawah.

(Baca juga:Jamblang, Si Ungu yang Kandungan Antioksidannya Tinggi dan Cocok untuk Penderita Kencing Manis)

Rangkaian buah kemudian dijemur sampai berubah lagi warnanya menjadi kuning jerami. Kalau dapat, dalam pengeringan itu buah diusahakan agar sesedikit mungkin yang terbuka.

Untuk itu, buah harus digunting dari tandannya berikut tangkainya, meskipun tangkai ini nanti juga dibuang lagi sesudah tidak diperlukan.

Tetapi waktu dikeringkan di atas tampah, tangkai harus masih ada untuk mencegah buah pecah.

Untuk tahu lebih banyak soal manfaat kapulaga, baca artikel berikut:Gara-gara Abab Anda Minder Bercerita, Tanaman Ini Solusinya

(Pernah dimuat di Majalah Intisari edisi November 1998)

Artikel Terkait