Find Us On Social Media :

Presiden: Tak Ada Kewajiban Bagi Sekolah untuk Menjalankan Full Day School

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 13 Agustus 2017 | 08:00 WIB

Intisari-Online.com - Sikap tegas ditunjukkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo terkait full day school (FDS) yang kini jadi perbincangan di mana-mana. Ada yang pro ada pula yang kontra.

Ketegasan itu terlihat ketika Presiden RI menghadiri silaturahmi di Pondok Pesantren Nurul Islam, Kelurahan Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Jember, Jawa Timur.

Dalam forum itu, banyak kiai yang mengeluh tentang ketakutan matinya madrasah diniyah.

(Baca juga:Setelah Kebijakan Full Day School, Mendikbud Muhadjir Effendy akan Tiadakan Pelajaran Agama di Kelas)

“Para kiai sudah menyampaikan langsung kepada Bapak Presiden terkait kekhawatiran matinya madrasah diniyah pasca-pemberlakuan Full Day School oleh Kemendikbud," ungkap Ketua GP Ansor Jember, Ayub Junaidi, Sabtu (13/8).

Hasilnya, lanjut Ayub, presiden menegaskan kepada seluruh kiai bahwa tidak ada keharusan bagi sekolah untuk melaksanakan kebijakan tersebut.

"Alhamdulillah, Bapak Presiden sudah tegas bahwa sekolah tidak wajib melaksanakan kebijakan itu. Artinya itu pilihan, bagi yang mau melaksanakan silakan, bagi yang tidak ya monggo. Melihat situasi yang ada," ungkapnya.

Bahkan, menurut Ayub, presiden akan segera mengeluarkan Perpres terkait kebijakan penguatan pendidikan karakter anak, dengan memasukkan pendidikan madrasah diniyah di dalamnya.

"Menurut beliau (Presiden), perpresnya sedang digodok, nanti kita tunggu semoga saja cepat keluar," harapnya.

Selama kunjungan ke Jember, selain bersilaturahim ke sejumlah pondok pesantren, Presiden Jokowi dijadwalkan akan melihat langsung event Jember Fashion Carnival (JFC) ke-16.

(Baca juga: Kecil-kecil Sudah Bertanya tentang Pendidikan Seks? Inilah Tips Menjawab Pertanyaan Seputar Seks Sesuai Umur Anak)

(Artikel ini sebelumnya tayang di Kompas.com dengan judul "Alhamdulillah, Bapak Presiden Sudah Tegas soal Full Day School")