Find Us On Social Media :

Gara-gara Abab Anda Minder Bercerita, Tanaman Ini Solusinya

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 8 Agustus 2017 | 19:30 WIB

Intisari-Online.com – Sudah sejak zaman Yunani kuno, buah kapulaga dibela-belain didatangkan dari India.

Bahan ini  dipakai sebagai penyedap masakan. Kemudian juga sebagai  penyedap jamu yang nek. Apa istimewanya kapulaga ini?

Ia mengandung minyak asiri yang bukan main sedapnya. Bahkan sesudah direbus pun, baunya masih tercium.

Sampai sekarang, tumbukan bijinya masih banyak dipakai untuk menyedapkan masakan curry asal India, nasi goreng versi Belanda, dan martabak telur asal Malabar.

(Baca juga: Kurang Percaya diri Karena Bau Mulut Saat Puasa? Begini Jurus Mengatasinya)

Juga wortel calon isi sup dan calon isi selada, kalau direbus bersama buah kapulaga sebelumnya jadi "lain daripada yang lain" sedapnya.

Tetapi sebelum hasil rebusan dihidangkan, kapulaganya dibuang dulu, tentunya.

Biang keladinya lima

Dari mana bau sedap yang nyaman itu, sampai orang Inggris menyanjungnya sebagai  grains of paradise?

Biang keroknya ya minyak asiri itu, yang setelah dianalisis mengandung lima anak biang kerok kesedapan, yaitu borneol (sejenis terpena) yang berbau kamper seperti yang tercium dalam getah pohon kapur barus; alfa-terpinilasetat yang harum segar menyenangkan seperti bau jeruk pettigrain; limonen yang juga harum tetapi seperti bau jeruk keprok; alfa terpinen yang berbau nyaman seperti jeruk juga, tetapi bau sitrun; dan sineol yang sedap agak pedas menghangatkan seperti minyak kayu putih.

Kombinasi bau kamper, jeruk pettigrain, jeruk keprok, jeruk sitrun, dan minyak kayu putih inilah yang membentuk bau nyaman khas kapulaga.

Di kalangan  farmasi kuno, biji kapulaga Cardamomi fructus dicampurkan dalam ramuan obat masuk angin, gara-gara khasiat sineol berbau kayu putih ini yang membantu sifat karminatif (penghalau gas) ramuan obat masuk angin dalam perut dan usus.

(Baca juga: Tidak Perlu Membuktikannya pada Orang Lain Bila Kita Benar-benar Kuat dan Percaya Diri, Itu Sombong Namanya)