Penulis
Intisari-online.com -Rekomendasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), sebaiknya setiap orang mengonsumsi gula tidak melebihi 50gr (lima sendok makan) per hari jika tidak ingin mengalami penyakit diabetes.
Namun faktanya di lapangan, kebanyakan kita masih sulit lepas dari konsumsi makanan dan minuman yang manis.
Akibatnya tidak hanya kasus diabetes, kasus obesitas juga lumayan tinggi di negeri kita.
(Baca juga:Fakta Penting Sukralosa si Alternatif Pengganti Gula)
Masalahnya bukan karena gula itu jahat, namun konsumsi berlebihlah yang jadi penyebabnya.
Sebab bagaimanapun tubuh masih membutuhkan gula sebagai sumber energi dan makanan bagi sel-sel tubuh manusia.
Nah karena itu, menurut Dr. dr. saptawati Bardosono, M.Sc, pakar gizi dan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), sebaiknya kita memilih gula alami yang berasal dari buah dan sayur.
Kalaupun ingin mengonsumsi gula tambahan (added sugar), sebaiknya jumlahnya dibatasi. Sebab perlu diingat, setiap gram gula yang kita konsumsi itu menghasilkan 4 kalori.
Jadi semakin banyak makan makanan dan minuman yang mengandung gula, semakin tinggi pula risiko mengalami penyakit.
Kini, dengan berkembangnya inovasi pangan, kita mengenal berbagai jenis gula.
(Baca juga:Tips Sehat Menurunkan Kadar Gula Darah)
Salah satu inovasi terbaru adalah gula tanpa kalori yang tidak diserap dan diubah menjadi gula darah oleh tubuh.
Gula tanpa kalori itu bisa kita temukan pada gula kayu, yaitu gula yang berasal dari serat tumbuh-tumbuhan (hemiselulosa).
Gula kayu dapat menjadi salah satu solusi bagi kita yang menyukai makanan manis, tetap dapat mengonsumsi gula tanpa takut terkena penyakit.
“Gula kayu merupakan jenis gula baru dari ekstrak kulit kelapa, batang bambu, bonggol jagung, dan tumbuhan lainnya,” jelas Dr. Yoshihisa Asano, Phd, DPH, nutrisionis dari Noguchi Medical Research Institute, Tokyo-Jepang, pada seminar media bertajuk Tepatkah Konsumsi Gula Anda, di The Akmani Hotel, Jakarta (7/8).
Melalui riset telah ditemukan gula kayu tidak diserap langsung oleh tubuh, sehingga kenaikan gula darah tidak akan meningkat ketika gula dikonsumsi.
Harapannya dengan kehadiran gula kayu, masyarakat dapat mengonsumsi makanan/minuman manis, tanpa perlu khawatir akan efek buruk gula yang mengganggu kesehatan.