Find Us On Social Media :

Jangan Meminta kepada Tuhan untuk Menghapus Rintangan tapi Berdoa agar Diberi Kekuatan Mengatasinya

By Ade Sulaeman, Rabu, 2 Agustus 2017 | 21:30 WIB

Intisari-Online.com – Dua orang murid menemui guru mereka sebelum melalui hutan. Guru memberi mereka instruksi untuk mengikuti jalan itu sampai pada akhir kesimpulan, guna persiapan ujian akhir minggu ini.

Jalan setapak itu memiliki dua sisi, satu sisi jelas dan mulus, sisi lain banyak kayu tumbang dan batu  besar merintangi jalan.

Seorang murid memilih untuk menghindari rintangan, berlarian mengelilingi dan menempuh jalan termudah sampai akhir. Ia merasa pandai saat menghindarinya tanpa hambatan.

Sementara, murid kedua memilih untuk mengatasi hambatan, berjuang melalui setiap tantangan di jalannya.

Murid yang memilih jalan mudah ini selesai lebih dulu dan merasa bangga dengan dirinya sendiri. “Saya senang karena saya memilih untuk menghindari batu-batu besar dan kayu gelondongan, mereka hanya akan memperlambat saya saja,” pikirnya pada diri sendiri.

Murid kedua tiba terakhir namun merasa kelelahan dan menyesali jalan yang telah dipilihnya.

Guru itu mengangguk dan tersenyum pada mereka berdua. Ia meminta agar mereka bergabung dengannya di lokasi tertentu dalam tiga hari.

Ketika  mereka tiba, mereka bisa melihat bahwa ada jurang yang lebarnya beberapa meter. Kedua murid itu melihat guru mereka dan sang guru hanya mengatakan satu kata, “Lompat!”

Murid pertama melihat dari kejauhan dan hatinya runtuh. Guru menatapnya, “Apa yang salah? Inilah lompatan menuju kebesaran. Segala sesuatu yang telah kau lakukan sampai sekarang seharusnya sudah dipersiapkan untuk saat ini.”

Murid itu mengangkat bahu dan berjalan pergi, tahu bahwa ia belum mempersiapkannya dengan baik untuk kebesaran.

Murid kedua memandang guru itu dan tersenyum gugup.

Ia tahu sekarang bahwa hambatan yang telah dijalaninya sebelumnya adalah bagian dari persiapan. Ia tahu sekarang bahwa memilih mengatasi rintangan, dan tidak menghindarinya, maka ia pun siap untuk melompat.

Ia mengukur lompatannya, belari menuju jurang, dan meluncurkan dirinya ke udara. Ia berhasil!