Namun tempat itu terkubur di tepi danau.
Kepercayaan dua periset ini dikarenakan mereka menggunakan buku harian ahli geologi Jerman-Austria, Ferdinand von Hochstetter.
Isinya mendeskripsikan rinci tentang lokasi teras sebelum letusan 1886 dan menentukan tempat mereka sekarang berada.
“Penelitian kami bergantung pada satu-satunya survei yang pernah dilakukan di Selandia Baru oleh Hochstetter.”
“Hochstetter adalah kartografer yang sangat kompeten. Oleh karena itu, kami yakin kartografi itu masuk akal.”
(Baca juga: Aneh tapi Nyata, 33 Tahun Hilang, Pantai Dooagh di Irlandia Muncul Kembali)
Terakhir, kedua periset ini telah menuliskan penelitian ini pada Journal of the Royal Society of New Zealand dan berharap bisa memulihkan kembali keajaiban dunia ke-8 ini