Find Us On Social Media :

Bingung dengan Kisruh Beras Premium? Simak Penjelasan Guru Besar Ekonomi Pertanian IPB Ini

By Ade Sulaeman, Rabu, 26 Juli 2017 | 11:30 WIB

Tidak Hanya di Indonesia, Beras Plastik Juga Tersebar di Sejumlah Negara

Duh! Cara Kita Mengolah Beras Selama Ini Ternyata Justru dapat Meracuni KitaIntisari-Online.com - Kasus penggerebekan sebuah pabrik beras di Bekasi, mendapat tanggapan pakar ekonomi pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr M Firdaus.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB ini  mengatakan, "Duduk persoalan kisruh beras premium jika dilihat dari sisi pemerintah adalah adanya keinginan dari pemerintah supaya harga beras tidak mahal di tingkat konsumen. Kita tahu bahwa penyumbang inflasi terbesar itu masih beras."

Lebih lanjut Wakil Dekan FEM IPB ini mengatkan, persoalan jadi menarik kalau lihat dari sisi ekonomi dan bisnis yakni adanya perdagangan beras yang dibisniskan.

Tentu bisnis tujuannya adalah mencari untung.

Salah satunya dengan melakukan pengolahan, misalnya beli beras dari petani kemudian diolah dan dijual ke supermarket hingga sampailah beras ke konsumen.

(Baca juga: (VIDEO) Bukannya Membawa Senjata, Organisasi Akatsuki Ini Justru Menggendong Karung Beras untuk Zakat Fitrah)

Dikatakannya, pedagang membeli beras dengan harga yang lebih mahal dari harga yang diberikan oleh pemerintah melalui Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Mereka kemudian melakukan pengolahan dan menjualnya kembali dengan harga yang relatif sangat tinggi yakni dengan nama beras premium.

Menurutnya, pemerintah menilai pedagang membeli produk dari petani yang disubsidi oleh pemerintah (subsidi pemerintah sebesar 30 trilyun per tahun), sehingga seakan-akan pengusaha atau pedagang melakukan tindakan atau mengambil keuntungan di luar kewajaran.

Seharusnya pedagang menjual produknya tidak terlalu mahal sesuai keinginan  pemerintah.

''Pemerintah mempertanyakan apakah harus sebesar itu keuntungan pedagang (dengan hitung-hitungannya pemerintah). Beli beras kemudian di-treatment (sederhana) lalu dijualnya mahal. Ini kan pokok persoalannya,'' ujarnya saat memberikan keterangannya di depan awak media di Kampus IPB Dramaga, Senin (24/7).

(Baca juga: Ada yang Mengambil Handphone Ada Pula yang Berjualan Beras: Inilah Ulah Para Penjarah dalam Peristiwa Mei 1998)