Penulis
Intisari-Online.com – Setiap orangtua pasti hancur ketika harus melepas anaknya pergi untuk selama-lamanya.
Seperti itulah yang dirasakan orangtua Charlie Gard.
Dilansir dari dailymail.co.uk, Chris Grad dan Connie Yates, orangtua Charlie, mengecam keras dokter di Rumah Sakit Great Ormond Street yang membuat keputusan untuk membiarkan bayi mereka meninggal.
Diketahui Charlie, bayi berusia 11 bulan, mendapatkan perawatan karena bentuk mitokondria langkanya yang menyedot energi dari organ dan ototnya.
Hasil pemeriksaan mengatakan bahwa ototnya telah memburuk dan otaknya telak mati bekerja. Orangtua Charlie pun berencana membawanya ke Amerika.
(Baca juga: (Video) Selama 20 Tahun, Pria Ini Berpakaian Seperti Adik Perempuannya. Alasannya Sungguh Mengharukan)
Namun dokter mengatakan bahwa itu hanya sia-sia. “Itu sudah terlambat. Kerusakan sudah terjadi. Waktunya sudah habis,” ucap salah seorang dokter.
Tidak terima dengan perkataan pihak rumah sakit. Chris dan Connie segera melayangkan gugatan ke Pengadilan Tinggi di London.
Dalam persidangan, Connie menuduh pihak dokter membuang banyak waktu sehingga bayi kecilnya tidak memiliki harapan.
“Seandainya Charlie diberi perawatan lebih cepat, dia pasti punya potensi untuk menjadi anak laki-laki normal dan sehat.”
“Dokter di Amerika dan Italia bersedia melakukannya kepada Charlie. Dia tidak mati otak. Dia masih punya harapan,” jelas Connie.
(Baca juga: Derita Kanker Agresif Hingga Tak Bisa Jalan, Anak Penjemur Ikan Asin Ini Bikin Puisi Mengharukan)
Setelah dua hari melakukan sidang yang dipenuhi air mata. Akhirnya keputusan akhir didapat.
Chris dan Connie membuat keputusan tersulit dalam hidup mereka. Mereka merelakan Charlie pergi untuk selama-selamanya.
Semua orang yang hadir, keluarga, pendukung Charlie, dan hakim pun tampak menghapus air mata saat kedua orangtua Charlie membuat keputusan.
“Kami sangat menyesal tidak bisa menyelamatkanmu,” ucap Chris di luar pengadilan
“Kami punya kesempatan tapi kami tidak diizinkan. Mimpi indah sayang. Tidurlah dengan nyenyak anak laki-laki ku sayang,” kata Connie sambil menangis.
Terakhir, keduanya berjanji akan membantu orangtua lainnya untuk melawan petugas medis sehingga tidak ada orangtua yang harus merasakan apa yang mereka rasakan.