Find Us On Social Media :

Ada Saatnya Membaca Buku Dianggap Teroris, Perempuan Asal Inggris Ini Membuktikannya

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 21 Juli 2017 | 19:30 WIB

Membaca buku dianggap teroris

Intisari-Online.com - Ada saatnya ketika seseorang membawa buku dianggap sebagai seorang teroris. Faizah Shaheen merasakan itu.

Perempuan Inggris itu dipaksa meminta maaf setelah diinterogasi polisi antiteror Inggris karena kedapatan membaca buku tentang kebudayaan Suriah di pesawat terbang.

Syria Speak: Art and Culture from the Frontline, begitu judul buku itu.

Shaheen dilaporkan kepada aparat berwenang oleh awak kabin maskapai Thomson Airways dalam sebuah penerbangan ke Turki untuk berbulan madu pada tahun 2016 lalu.

(Baca juga: Menyamar Sebagai Pria Selama 10 Tahun, Wanita Ini Malah Dituduh Memperkosa )

Kepada program BBC Victoria Derbyshire, tim pengacara Shaheen menuturkan kliennya yakin dirinya mendapat perlakuan diskriminatif yang dilatarbelakangi prasangka rasial.

Sementara awak kabin Thomson mengatakan mereka "dilatih untuk melaporkan berbagai masalah" sebagai sebuah tindakan pencegahan.

Siapa Shaheen?

Shaheen adalah seorang perempuan muslim yang bekerja di lembaga kesehatan Inggris. Tugasnya adalah melayani para remaja agar tidak terjerumus radikalisasi.

Syria Speak merupakan buku yang berisi kumpulan artikel, foto-foto, lagu-lagu, serta kartun karya para seniman dan penulis Suriah.

(Baca juga: Misteri Melihat Tanpa Mata: Bahkan Seorang Tunanetra pun Bisa Membaca Buku Biasa ... dengan Ujung Jarinya)

Polisi menangkapnya di bandara saat kembali ke Inggris dua minggu setelahnya.