Find Us On Social Media :

Sumba Memiliki Banyak Cerita, Begitu Juga Arsitektur Rumah Marga Sumba

By Ade Sulaeman, Selasa, 18 Juli 2017 | 12:30 WIB

Rumah Tradisional Sumba

Intisari-Online.com - Beragamnya budaya di Indonesia juga mempengaruhi kekayaan warisan arsitektur di Indonesia.

Dimulai dari arsitektur tradisional, hingga menuju arsitektur Indonesia modern.

Terdapat ciri umum arsitektur asli Indonesia, yaitu fondasi tiang yang dinaikkan, pemanjangan bubungan atap, dan teknik konstruksi yang memakai material alami.

Pada buku Indonesian Heritage: Arsitektur, tradisi arsitektur Indonesia menjelaskan warisan Austronesia kuna, dalam hal struktur dan arti perlambang yang mengelilingi rumah.

Ini ditandai dengan rumah dapat menentukan status sosial, seringkali dikenali sebagai perwujudan fisik nenek moyang dan tempat penyimpanan pusaka yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Rumah marga Sumba

Sumba memiliki rumah tradisional tiga tingkat yang disetiap tingkatnya memiliki fungsinya masing-masing.

Tingkat pertama berfungsi sebagai tempat atau kandang hewan ternak, tingkat kedua berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga, dan tingkat tiga (puncak) berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan benda pusaka suci yang dianggap sebagai roh leluhur.

Sebagian besar orang Sumba taat pada agama asli, yang terpusat pada Marappu. Tingkat ke-3 pada rumah juga berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan hasil panen.

Rumah marga Sumba juga memiliki level atau fondasi tiang yang dinaikkan, di mana rumah tidak langsung menyentuh tanah.

Sehingga, rumah memiliki “rongga” atau ruang bawah dan inilah yang digunakan untuk kandang hewan ternak.

Namun, kelebihan dari fondasi yang dinaikkan tidak hanya itu saja. Ini juga menjadi penyesuaian iklim dan geografi alam Indonesia.