Find Us On Social Media :

Jika Saja Jepang yang Berada di Posisi Jerman, Blunder Dunkirk Tak Akan Terjadi, Watak Menyeramkan Ini Alasannya

By Moh Habib Asyhad, Senin, 17 Juli 2017 | 19:45 WIB

Pertempuran Pasukan Sekutu melawan tentara Jepang pada Perang Dunia II

IntisariOnline.com - Pada Perang Dunia II, baik pasukan Jepang maupun Nazi Jerman sama-sama merupakan musuh pasukan Sekutu.

Tapi ada yang membedakan dua pasukan yang oleh Sekutu disebut sebagai kelompok axis itu.

Ketika bertempur pasukan Jepang terkenal brutal dan tidak memberi ampun kepada musuh yang sudah terdesak dan menyerah.

Oleh karena itu selama PD II, pasukan Jepang tidak pernah membiarkan musuhnya sampai kabur dalam jumlah besar seperti pasukan gabungan Inggris yang sukses mengundurkan diri dari Dunkrik ke Inggris setelah terdesak oleh serbuan pasukan Nazi di Prancis.

(Baca juga: Satelit Militer Jepang Pertama Kali Membelah Ruang Angkasa)

Sebagi contoh ketika Jepang meluncurkan serangan ke Pearl Harbor pada 7 Desember 1941, sehari sebelumnya Jepang juga telah menyiapkan kekuatan udara untuk menggempur Filipina.

Armada pesawat tempur yang disiapkan Jepang untuk menggempur Filipina berpangkalan di pulau Formosa (Taiwan) dan berkekuatan 500 pesawat fighter dan pembom.

Rencana menggempur Filipina sebenarnya bersamaan dengan Jepang menyerang Pearl Harbor, tapi karena ada berbedaan waktu, serbuan ke Filipina baru  terjadi setelah 9 jam Jepang sukses menghantam kekuatan AL dan Udara AS di Pearl Harbour.

Gempuran udara Jepang ke Filipina kemudian akan disusul pendaratan besar-besaran pasukan darat Jepang melalui lautan.

Untuk menyiapkan serbuan amfibi itu Jepang mengerahkan pasukan yang sudah terlatih baik dan didukung oleh persenjataan paling mutakhir.

Beberapa menit setelah Pearl Harbor berhasil diluluhlantakkan Jepang, komandan pasukan Sekutu di Filipina, Jenderal Douglas MacArthur, sebenarnya telah menerima kabar buruk itu.