Bisa kok Petani Berpenghasilan Tinggi, 7-10 Juta Rupiah Sekali Panen, Para Petani di Makassar Membuktikannya

Moh Habib Asyhad

Penulis

Saat Petani Berganti Profesi Menjadi Tukang Ojek

Intisari-Online.com -Siapa bilang menjadi seorang petani tidak bisa berpenghasilan tinggi, 7 sampai 10 juta rupiah sekali panen? Sebagai contohnya para petani di Kota Makassar.

Progam Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan "Danny" yang menggalakkan program pemanfaatan lahan sempit yang diberi nama Badan Usaha Lorong (BULo), sudah dirasakan manfaatnya oleh warga.

(Baca juga:Ken Ken Pemeran Wiro Sableng, Dulu Tajir Minta Ampun Sekarang Jadi Petani Biasa tapi Mengaku Lebih Bahagia)

Salah satunya dirasakan oleh warga yang memanfaatkan lahannya untuk menanam cabai.

Seperti yang ada di Jalan Pattukangan RW 3 Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate.

Sedikitnya 600 pot cabai ditanam warga pada halaman depan rumahnya. Hanya dalam waktu dua bulan, cabe sudah dapat dipanen.

“Saya mamfaatkan lahan sempit (lorong) pak, butuh waktu 2 bulan sudah dapat dipanen, ” ucap Ifa. Jumat (14/7), dilaporkan Tribunnews.com.

Tak tanggung-tangung, dari hasil penjualan cabainya tersebut, Ifa bisa mendapatkan penghasilan 7 hingga 10 juta rupiah sekali panen.

“Alhamdullilah, hasilnya bisa capai 7 juta rupiah,” tutur warga Kelurahan Barombong ini.

Menurutnya, dia pun akan menyiapkan 3.400 tanaman cabe dalam bentuk pot, yang akan disimpan di lorong-lorong warga.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Abdul Rahman mengatakan, pengembangan cabe binaan Dinas Pertanian dan Perikanan (DP2) Kota Makassar di wilayahnya sangat dirasakan manfaatnya oleh petani, khususnya di wilayahnya. Bahkan menurut dia sudah dua tahun berjalan ini lahan yang ada di wilayahnya sudah berkembang hingga 30 hektar.

(Baca juga:Kasus Yusniar di Makassar: Jerat Pasal Karet UU ITE Didominasi Pencemaran Nama Baik)

“Di lahan tersebut ditanami berbagai macam variasi cabe, mulai dari cabai keriting, cabai besar, dan cabai kecil. Dengan pendapatan puluhan juta tiap bulannya,” jelasnya.

Artikel Terkait