Misteri Kapal Selam U-BOAT 65 Saat Perang Dunia: Sial Sejak Awal, Berakhir Tragis

Ade Sulaeman

Penulis

Hantu wakil nakhoda yang selalu membuat penampakan

Intisari-Online.com – Dua tahun menjelang Perang Dunia, medan peperangan di Perancis dan Belgia berlumuran darah.

Ratusan ribu pemuda tewas, hampir seluruh generasi terbenam dalam lumpur di sepanjang garis depan bagian Barat.

Kedua pihak tidak memiliki kekuatan memadai untuk menyerang satu kali saja menembus pertahanan pihak lawan.

Peperangan itu berkembang begitu dahsyat, hanya kali ini korbannya adalah para pemuda dari Inggris, Jerman, dan Perancis.

Satu-satunya terobosan di dalam perang ini tampaknya terjadi ketika pada musim panas tahun 1916, ketika angkatan laut Kaiser yang didukung sederet kapal selam U-Boat (UB atau Unterseeboot) menyelusup ke dermaga yang dijaga amat ketat angkatan laut Inggris.

(Baca juga: Kutukan Penuh Aura Kematian dari Harta Karun Raja Firaun Tutankhamun yang Menimpa Para Penggali Makamnya)

Serangan mendadak dan habis-habisan itu mengejutkan pihak lawan. Sekitar 30 kapal dengan tonase 200.000 ton berhasil dikaramkan ke dasar laut oleh kapal selam UB yang bergerak cepat.

Yang paling terpukul adalah deretan kapal Inggris yang membawa pasokan vital ke medan perang di Eropa.

Kekaisaran Jerman dan armada lautnya masih yakin, itulah cara jitu melumpuhkan kekuatan kapal Inggris.

Selama dua tahun perang berlangsung, Jerman mengerahkan berbagai upaya untuk menghasilkan lebih banyak lagi kapal selam untuk menahan serangan.

Tahun itu, di antara berbagai UB yang dibangun dan disiapkan untuk perang adalah UB 65.

(Baca juga: Misteri Mobil yang Terkena Kutukan dan Berbagai Peristiwa Aneh di Seputar Kematian James Dean)

Kapal ini kelak juga akan karam dalam pertempuran dan menjadi tempat bagi sedikitnya satu hantu, berkaitan dengan terjadinya berbagai peristiwa tragis dan menyedihkan.

Memang UB 65 kemudian menjadi terkenal. Meski perang terus berlanjut, awak kapal yang ketakutan semakin enggan berlayar dengan kapal tersebut.

Sial sejak awal

Bahkan sebelum kapal itu diluncurkan, julukan 'Peti Mati Besi' yang diberikan justru menarik berbagai malapetaka.

Kapal itu dibangun dan kemudian bergabung dengan sederet kapal selam yang mengarungi jalur pantai Flemish, bermuatan penuh dan bergerak perlahan kian kemari di sepanjang Selat Inggris.

(Baca juga: Jadi Presiden Amerika dan Lahir di Tahun yang dapat Dibagi 20, ‘Kutukan Maut’ Siap Menyambut)

Tapi segala sesuatu tidak berjalan semestinya selama pembuatannya. Tragedi pertama terjadi sebelum tujuh hari konstruksi berjalan ketika lambung kapal dipasang.

Di saat sejumlah pekerja berdiri di sisi kapal, sebuah balok raksasa yang melayang-layang di atas dan bertumpu pada rantai tiba-tiba terlepas dan jatuh menimpa lambung kapal.

Seorang awak kapal yang malang tertimpa bobot berat dan tertindih selama satu jam sementara rekan-rekannya terus berusaha menyelamatkannya.

Dia tewas secara tragis ketika beban berat itu akhirnya berhasil diangkat.

Pemeriksaan terhadap kecelakaan ini membuktikan tidak ada nya kerusakan pada rantai yang digunakan untuk menggerakkan balok raksasa tersebut.

Para perwira bertanya-tanya apa penyebab jatuhnya alat berat tersebut. Dua bulan kemudian terjadi tragedi kedua yang mencemaskan.

Ketiga insinyur yang ditugaskan di mesin U-boat untuk memeriksa batere sel kering kapal selam itu tiba-tiba terserang asap klorida yang mematikan.

Mereka meninggal sebelum bisa diselamatkan dan ditarik keluar agar bisa menghirup udara segar.

Tidak seorang pun tahu mengapa batere itu bocor dan berubah menjadi asap beracun.

Untunglah, tidak terjadi lagi peristiwa misterius selama konstruksi selanjutnya dan segera sesudahnya UB 65 mulai diujicoba di laut.

Namun apa yang menghantui kapal itu tampaknya juga mengikuti hingga keluar pelabuhan. Tidak lama kemudian kapal itu diterpa badai hebat di Selat itu.

Salah seorang awak kapal yang lengah terlempar keluar menjemput ajalnya ketika kapal itu sedang diuji kestabilannya di atas permukaan laut yang ganas.

Setelah pria itu terlempar keluar kapal, kapten memerintahkan U-boat menyelam.

Ketika menyelam, tangki ballas tiba-tiba mengalami kebocoran, dan batere sel kering kemudian mengalir ke dalam air laut dan memenuhi ruangan mesin itu dengan gas mematikan yang telah mencabut nyawa tiga orang insinyur ketika kapal itu masih di darat.

Setelah 12 jam yang mencekam, awak kapal itu akhirnya berhasil membawa kapal ke permukaan, lalu segera membuka lebar-lebar pintu penutup dan menghirup udara segar.

Yang mengherankan, tidak seorangpun terluka dan kapal terkutuk itu pun kembali direparasi di Jerman.

Setelah beberapa hari, U-boat sekali lagi siap berpatroli untuk pertama kalinya.

Ketika sederet torpedo ditempatkan di atas kapal, tiba-tiba salah satu terpicu dan meledak menewaskan wakil nakhoda dan melukai beberapa orang lainnya.

Sekali lagi dilakukan pemeriksaan namun tidak ada keterangan tentang terjadinya ledakan tersebut.

Sementara itu, wakil nakhoda telah dimakamkan dan kapal hantu itu kembali direparasi.

Awak kapal yang makin gelisah dan takut akan reputasi U-boat yang dikutuk itu kemudian diberi libur beberapa hari untuk menenangkan diri sebelum mulai bertugas kembali.

Penampakan arwah

Beberapa saat sebelum kapal itu meninggalkan pelabuhan, terjadi peristiwa aneh lainnya. Kali ini, seorang awak kapal yang panik berani bersumpah melihat sosok wakil nakhoda yang sudah mati.

Dengan terbata-bata dia memanggil, "Kapten! Awak kapal yang sudah mati itu ada di atas kapal!"

Kapten tentu saja menolak menanggapi laporan tersebut, karena merasa awak kapal itu terlalu banyak minum ketika sedang berlibur.

Nakhoda yang agak angkuh itu memang sedikit terganggu ketika awak kapal lainnya juga pernah melihat hantu itu berjalan-jalan di atas geladak kapal!

Awak kapal itu menangis ketakutan ketika memberitahu nakhoda bahwa sosok itu berjalan-jalan di atas kapal menuju ke hulu kapal lalu menatap samudera luas, lalu menghilang.

Kedua awak kapal yang melapor telah melihat awak yang sudah mati itu membuat nakhoda kapal memiliki alasan untuk berhenti sejenak, namun dia tetap bertanggung jawab di laut dan terhadap tugas mengkaramkan kapal Inggris.

UB 65 memang pernah berhasil dalam perjalanan perdananya dengan menenggelamkan tiga kapal dagang Asing secara berturutan.

Namun, rumor tentang hantu penasaran itu telah menyebarluas di antara awak kapal ibarat kobaran api dan perayaan kemenangan mereka agak teredam karena yakin bahwa kapal mereka memang berhantu.

Hampir terjadi kepanikan luar biasa setelah UB 65 mencatat pembunuhan kedua.

Para awak kapal merasa heran melihat wakil nakhoda yang sudah mati itu berada di ruang mesin sedang mengamati panel peralatan sebagaimana dilakukannya dalam perjalanan uji coba.

Pada saat kapal selam itu kembali ke darat, rumor tentang hantu itu sudah menyebarluas ke seluruh armada U-boat.

Nakhoda berusaha keras menghentikan berita itu dengan menganggapnya sebagai omong kosong belaka.

Dia khawatir kisah hantu itu hanya akan semakin menghancurkan moral ke-34 awak kapalnya.

Namun dalam hati, mereka yang berada di UB 65 menyadari bahwa ada yang salah dengan kapal mereka.

Bulan Januari 1918, ketika perang semakin mendekati hasil akhir, nakhoda kapal itu tidak lagi bisa mengabaikan apa yang dikatakan seorang awak kapalnya yang keras kepala - sebab dia sendiri juga melihat penampakan itu!

Hal itu muncul ketika U-boat sedang menuju ke Selat di luar Portland Bill. Karena cuaca begitu buruk dan gelombang lautan sangat besar, nakhoda memerintahkan agar kapal dibawa ke permukaan.

Setelah mencapai permukaan, sebuah peneropong di sisi geladak sedang memindai cakrawala yang sedang tertimpa badai.

Ketika mengamati pelabuhan, tiba-tiba awak kapal itu melihat seorang kapten berdiri di atas kapal yang sedang dihantam gelombang ganas itu.

Pertama-tama, awak kapal itu menganggap nakhoda itu sembrono karena begitu berani mengambil risiko, namun kemudian ia menyadari bahwa seluruh tali jangkar kapal itu masih tertambat di dasar.

Kecuali salah satu yang dinaikinya menuju geladak kapal dan dia sadar tidak seorang pun bisa naik ke atas tanpa dilihatnya sendiri.

Tiba-tiba, awak kapal itu bertatapan langsung dengan kapten itu dan wajahnya mendadak berubah pucat pasi.

Yang berdiri di hadapannya adalah wakil kapten, yang telah dimakamkan dengan upacara kehormatan di pangkalan.

Ketika akhirnya dia berani bergerak, awak kapal yang ketakutan itu berteriak memberitahu rekan-rekannya bahwa ada hantu di atas kapal.

Di bawah geladak kapal, seluruh awak menjadi panik dan nakhoda harus segera bertindak sebelum awak kapal yang histeris itu membahayakan seluruh nyawa mereka.

Dia berlari menaiki tangga dengan penuh harap agar tidak melihat apapun selain awak kapalnya yang panik, saat itu dia juga melihat rekannya yang sudah wafat dengan wajah yang mengerikan.

Beberapa saat kemudian, hantu itu pun lenyap seakan tertiup angin kencang.

Ketika U-boat kembali ke pelabuhan, pemimpin angkatan laut sudah menanti.

Mereka dengan tegas ingin menguak hingga tuntas misteri itu karena khawatir para awak kapalnya kehilangan nyali yang bisa menimbulkan malapetaka berikutnya.

Setiap orang yang akan ditugaskan di UB 65 kemudian diwawancarai pemimpinnya dengan menjaga kerahasiaan penuh.

Akhir yang tragis

Para pembaca tentu tahu bahwa awak kapal U-boat paling bisa diandalkan dan paling disiplin dalam angkatan laut.

Mereka diharuskan tinggal untuk jangka waktu yang lama di bawah permukaan laut dan harus bertahan jika dikejar kapal penghancur musuh selama berjam-jam.

Fakta menunjukkan, sebuah kapal selam hanya memiliki kemungkinan 50 : 50 untuk pulang setelah menyelesaikan tugas.

Jika dihitung atas dasar orang per-orang, pasukan U-boat mengalami angka kematian tertinggi dalam peperangan.

Jadi ketika para pria yang pada dasarnya pemberani dan tabah ini mengatakan kepada atasannya bahwa mereka ketakutan kembali ke kapal yang berhantu, maka kisah mereka tidaklah sesederhana itu.

Meski panglima samudera kekaisaran Jerman tidak pernah mengakui memiliki kapal berhantu, orang bisa membayangkan dampaknya yang luas terhadap moral seorang terhadap yang lain.

Mereka menganggap kisah tentang hantu wakil nakhoda yang sudah mati itu sulit diabaikan atau dianggap omong kosong belaka.

Namun mereka memutuskan untuk membagi dua awak UB 65, lalu mengirim beberapa di antaranya ke kapal selam lainnya serta sebagian lagi ke kapal penghancur.

Namun masalahnya tetap terhubung dengan kapal itu sendiri.

Akhirnya, U-boat dibiarkan terdampar di pelabuhan Bruges di Belgia dan seorang pastor Lutheran diminta melakukan ritual eksorsis Kristen kuno!

Peristiwa itu pasti merupakan salah satu upacara di masa perang yang paling menghebohkan, yakni seorang sipil berkebangsaan Belgia dibawa ke atas kapal sementara prajurit Jerman mengamati dengan perasaan campur aduk antara rasa takut dan ingin tahu yang kuat.

Setelah upacara eksorsisme selesai dilakukan, semua orang menarik napas lega.

Beberapa minggu sesudahnya, ketika awak kapal dan nakhoda baru ditugaskan di kapal yang 'sudah dibersihkan' itu, segala sesuatu berjalan seperti biasa.

Nakhoda baru sangat berdisiplin dan tidak percaya dengan kisah orang mati yang berjalan di atas kapal, lalu mengingatkan awak kapalnya bahwa dirinya tidak akan menoleransi kisah hantu atau sejenisnya.

Selama dua tugas pelayaran berikutnya, tampaknya segala sesuatu berjalan dengan normal. Tidak ada penampakan dan tidak ada kecelakaan yang terjadi tanpa alasan.

Namun di bulan Mei 1918 hantu itu muncul kembali.

Selama perjalanan yang panjang dan UB65 harus mematroli perairan di sepanjang pantai Spanyol maupun selat Inggris, wakil nakhoda yang sudah mati muncul lebih dari tiga kali.

Salah seorang yang melihat hantu itu adalah bendahara, yang berani bersumpah bahwa dia melihat pria itu berjalan melalui lambung kapal yang terbuat dari besi yang kokoh dan menembusnya menuju ke ruang mesin!

Seorang petugas pengawas torpedo mengisahkan, hantu itu telah mendatanginya beberapa kali di malam hari.

Jiwanya sangat terganggu sehingga ketika kapal selam itu naik ke permukaan untukmengisi bahan bakar, dia melompat dari geladak kapal menyongsong kematiannya.

Dalam perjalanannya yang terakhir di sekitar bulan Juli 1918, hanya empat bulan sebelum perjanjian gencatan senjata ditandatangani dan benua Eropa kembali diliputi kedamaian - UB 65 terlihat oleh sebuah kapal selam Amerika ibarat seekor itik berenang di atas permukaan laut tanggal 10 Juli .

Tidak seorang pun tahu alasannya.

Para awak kapal Amerika, yang tidak percaya atas keberuntungan mereka, dengan cepat menyiagakan torpedo dan bersiap-siap menyerang.

Namun sesaat sebelum mereka melakukannya, UB 65 itu tiba-tiba meledak sehingga seluruh sisa-sisa logam dan awak yang ada terlempar ke dalam samudera yang luas.

Dalam beberapa detik, semua yang tersisa dari kapal selam dan awak kapalnya hanyalah hamparan minyak tebal dan serpihan kapal yang berserakan.

Tidak seorang pun di atas kapal selam Amerika pernah memerintahkan menembak dan mereka pun berani bersumpah tidak pernah menembakkan torpedo ke kapal itu.

Jadi apa yang terjadi?

Hingga hari ini tidak seorang pun tahu. Kelihatannya itulah akhir kisah berdarah dari kapal hantu itu, yang membawa rahasia besarnya turut terkubur dalam samudera luas.

(Seperti pernah dimuat di Buku Ratapan Arwah; Kisah Nyata Kutukan & Tulah – Intisari)

Artikel Terkait