Find Us On Social Media :

Lee Kuan Yew: Komunis di Singapura Tumbang karena Rakyat Butuh Kesejahteraan, Bukan Slogan dan Pidato

By Ade Sulaeman, Jumat, 7 Juli 2017 | 18:45 WIB

Lee Kuan Yew Meninggal Dunia, Singapura Berkabung 7 Hari

Intisari-Online.com - Selain banyak tokohnya dijatuhi hukuman, proses kemunduran komunisme di Singapura sebetulnya telah terjadi tahun 1962, ketika gerakan mereka kalah dalam referendum untuk merger dengan Malaysia.

Dalam pemilu tahun berikutnya, 1963, partai komunis Barisan Sosialis hanya memenangkan 13 dari 51 kursi DPR. Pada 1 Januari 1966 pemimpin Barisan di Parlemen, Lim Huan Boon, mundur.

Dua minggu kemudian dua pimpinan partai juga mundur.

Dua hari berikutnya, tokoh Barisan bekas anggota DPR yang sedang ditahan, S.T. Bani, juga mengumumkan perpisahannya dengan dunia politik.

(Baca juga: Lee Kuan Yew: Singapura Memilih Merdeka, karena Malaysia Hanya Ingin Dikuasai Suku Melayu) Fron bersama yang semula menjadi partai terbesar kedua dengan menguasai 33% pemilih, surut perannya.

Secara tidak langsung ini memberi kesempatan bagi partai saya untuk dominan, bahkan sampai 30 tahun kemudian. Tapi kekuatan perlawanan belum bisa dihilangkan sama sekali.

Di persembunyian, hutan perbatasan Malaysia - Thailand paling tidak terdapat 2.000 orang.

Ada pula beberapa ratus orang di Semenanjung Malaysia, sebagian menjadi teroris kota.

(Baca juga: Lee Kuan Yew: Diam-diam Menjalin Kerja Sama dengan Militer Israel dengan Menyebut Mereka 'Orang Meksiko')

Kami bisa memeranginya, tetapi kami tak ingin menodai hukum.

Harus ada proses hukum bagi mereka yang menyerah atau tertangkap. Bagaimanapun kesejahteraan adalah tujuan setiap orang. Bukan slogan dan pidato.

Akhirnya, komunisme Singapura mengubur diri, jauh sebelum masa tumbangnya komunisme di Uni Soviet dan Eropa Timur.

(Intisari Desember 2000)