Find Us On Social Media :

Bukan Hanya Teknologi yang Jadi Penentu Keberhasilan Peran Heli dalam Operasi SAR, Tapi juga Hal ‘Abstrak’ Ini

By Ade Sulaeman, Jumat, 7 Juli 2017 | 13:30 WIB

Heli Basarnas

Intisari-Online.com - Operasi SAR menggunakan helikopter tidak hanya ditentukan oleh kemampuan teknis heli yang sesuai dengan spesikasi demi keberhasilan melaksanakan misi paling sulit.

Tetapi juga ditentukan oleh ketrampilan dan naluri para pilotnya.

Jika ada musibah besar seperti jatuhnya pesawat penumpang atau bencana alam lainnya, Basarnas biasanya segera membentuk tim penyelamat yang didukung oleh sejumlah helikopter baik yang dimiliki oleh TNI-Polri, Palang Merah Indonesia, heli milik penerbangan swasta, dan Basarnas sendiri.

Penggunaan helikopter untuk operasi SAR itu umumnya demi menjangkau lokasi musibah yang memiliki medan sulit, mengangkut korban yang hidup atau meninggal, menerjunkan tim penolong, mengirimkan logistik, dan lainnya.

Misalnya saja dalam musibah yang menimpa pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Bogor bulan Mei 2012, Basarnas segera mengerahkan sejumlah helikopter penolong.

(Baca juga: Basarnas Temukan Kokpit AirAsia QZ8501, Satu Pilot Sudah Dievakuasi)

Semua helikopter dari TNI-Polri dan Basarnas yang bertugas dalam operasi evakuasi korban jatuhnya pesawat penumpang Sukhoi itu berbasis di Lanud Atang Senjaya (ATS), Bogor, Jawa Barat.

Dalam hal ini semua operasinal dan lalu lintas semua penerbangan heli diatur oleh ATC Lanud ATS yang saat itu juga berfungsi sebagai posko logistik untuk operasional SAR.

Jenis helikopter yang biasa dioperasikan oleh Basarnas baik dalam latihan maupun operasi SAR yang sesungguhnya dengan dukungan helikopter TNI-Polri dan PMI antara lain Super Puma Nas-332, Mi-17, Bolcow-105, Heli SAR HR-130, Bell-412, dan lainnya.

Semua helikopter yang dikerahkan dalam operasi SAR tetap dioperasikan dengan mengutamakan keselamatan terbang para pilot dan awaknya, serta tim penyelamat yang diangkut heli.

Pasalnya, dalam prinsip operasinal SAR adalah jangan sampai tim penolong berusaha menentang kodrat alam sehingga malah menjadi korban susulan yang harus diselamatkan oleh tim lain seperti yang dialami heli Basarnas yang jatuh di Temanggung, Minggu sore (2/7/2017).

(Baca juga: Kisah Pencarian Pesawat AirAsia QZ8501 di Mata Tim Basarnas)