Dinilai Mengada-ada oleh Wakapolri, Kasus Kaesang akan Dihentikan?

Ade Sulaeman

Penulis

Kaesang Pangarep

Intisari-Online.com - Kasus Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo, yang dilaporkan menyebarkan ujaran kebencian serta melakukan penodaan agama disinyalir tidak akan diproses.

Hal tersebut mengacu pada pernyataan Wakapolri Komjen Syafruddin yang menyebut bahwa laporan terhadap Kaesang mengada-ada.

“Enggak, enggak ada, enggak ada (unsur pidana). Itu mengada-mengada. Enggak ada kaitannya sama sekali,” papar Syafruddin di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (6/7/2017), seperti dikutip dari detik.com.

Lebih lanjut, Syarifuddin juga menegaskan bahwa tidak ada unsur pidana dalam kasus yang berawal dari vlog (video blog) Kaesang di media sosial YouTube tersebut.

“Tidak ada unsur. Tidak ada proses,” ujar Syarifuddin seperti dikutip dari kumparan.com.

(Baca juga: Ternyata, Kaesang Dilaporkan ke Polisi Melakukan Ujaran Kebencian oleh Tersangka Kasus Ujaran Kebencian)

Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo, dilaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Polres Kota Bekasi.

Sang pelapor, yang menggunakan inisial MH, menganggap Kaesang telah menistakan agama dan menyebarkan ujaran kebencian.

Kedua hal tersebut ada dalamVideo Blog (vlog) yang diunggah Kaesang di akun YouTube miliknya.

Video yang dimaksud adalah vlog yang berjudul #BapakMintaProyek yang berdurasi 2 menit 41 detik.

Berikut ini transkrip utuh dari video yang berisi tentang adanya oknum yang suka meminta proyek tersebut, seperti dikutip darikompas.com:

(Baca juga:Maksud Hati Ingin Mengedukasi, Vlogger Ini Tanpa Sengaja Justru Memakan Tanaman Beracun Saat Membuat Video Streaming)

"Ini adalah salah satu contoh, seberapa buruknya generasi masa depan kita. Lihat saja.... (Video itu kemudian menampilkan anak-anak berteriak "bunuh, bunuh, bunuh si Ahok. Bunuh si Ahok sekarang juga").

Di sini aku bukannya membela Pak Ahok. Tapi aku di sini mempertanyakan, kenapa anak seumur mereka bisa begitu? Sangat disayangkan kenapa anak kecil seperti mereka itu udah belajar menyebarkan kebencian? Apaan coba itu? dasar N**** (sensor bunyi). Ini ajarannya siapa coba? dasar N**** (sensor bunyi).

Ndak jelas banget. Ya kali ngajarin ke anak-anak untuk mengintimidasi dan meneror orang lain. Mereka adalah bibit-bibit penerus bangsa kita. Jangan sampai kita itu kecolongan dan kehilangan generasi terbaik yang kita punya.

Untuk membangun Indonesia yang lebih baik, kita tuh harus kerja sama. Iya kerja sama. Bukan malah saling menjelek-jelekan, mengadu domba, mengkafir-kafirkan orang lain. Apalagi ada kemarin itu, apa namanya, yang enggak mau menshalatkan padahal sesama Muslim, karena perbedaan dalam memilih pemimpin. Apaan coba? Dasar N**** (sensor bunyi)

Kita itu Indonesia, kita itu hidup dalam perbedaan. Salam Kecebong".

Artikel Terkait