Penulis
Intisari-Online.com – Keyakinan bahwa munculnya terorisme dalam penerbangan selalu disebabkan oleh para penumpang.
Untuk itu, demi melakukan pencegahan, pihak keamanan AS kemudian menerapkan aturan sangat ketat bagi para calon penumpang pesawat.
Sebelum terbang para penumpang harus melalui proses pemeriksaan keamanan sangat ketat dan cermat terhadap barang yang dibawa serta pemeriksaan ketat terhadap orang itu sendiri.
Yang jelas proses pemeriksaan penumpang yang memakan waktu lama itu memang tidak membuat nyaman penumpang bahkan terasa sangat menyebalkan.
Apalagi semua sepatu juga harus dicopot untuk diperiksa.
(Baca juga: ‘Viral’! ‘Istri Jenderal’ Tampar Petugas Bandara Gara-gara Tak Terima Diminta Copot Jam Tangan)
Dalam prosedur pemeriksaan salah satu tahapnya adalah semua barang yang melekat pada diri penumpang khususnya yang berunsur logam seperti jam tangan, cincin, handphone dan lainnya, kecuali pakaian, harus dilepas dan dimasukkan keranjang untuk diperiksa melalu peralatan sinar x.
Jika penumpang sampai berani menolak untuk melepas barang yang melekast pada tubuh seperti perhiasan, jam tangan, telepon genggam, ia akan langsung diingkus oleh aparat keamanan bersenjata lengkap karena telah dianggap mengancam keselamatan nasional.
Jika penumpang telah melepas semua barang yang melekat di tubuh, ketika memasuki alat pemeriksaan x-ray yang sangat canggih, ia akan mengalami pemeriksaan sangat detil termasuk difoto dari semua arah tanpa disadari.
Jika penumpang menolak melakukan pemeriksaan di peralatan x-ray karena alasan kesehatan, ia akan diperiksa secara cermat oleh petugas khusus dari ujung rambut sampai ujung kaki tanpa boleh protes.
Upaya untuk mencoba protes berarti mengancam keamanan nasional, dan tak peduli siapapun orangnya langsung akan diringkus.
(Baca juga: Ternyata Istri Jenderal yang Tampar Petugas Bandara Juga Bikin Laporan Perbuatan Tidak Menyenangkan)
Maka bisa dibayangkan jika pemeriksaan ala sistem penerbangan AS demi menjamin keselamatan penerbangan itu sampai dilakukan di Indonesia, akibatnya pasti akan luar biasa.
Pasalnya masih banyak calon penumpang yang merasa dirinya “orang penting” tidak terima dengan sistem pemeriksaan keselamatan terbang yang telah diatur negara melalui undang-undang.
Pesawat terbang yang sedang membawa penumpang memang melambangkan kebebasan ketika sedang mengudara di ruang udara yang sangat luas.
Tapi tidak boleh ada kesalahan sedikit pun bagi pesawat yang sedang terbang, karena kesalahan seujung kuku saja bisa menyebabkan mala petaka.
Demi mencegah mala petaka udara salah satu caranya adalah membawa penumpang yang sadar diri akan keamanan dan keselamatan penerbangan.
Lalu, kapan unsur terorisme dalam pernebangan benar-benar menjadi perhatian dan mengubah hampir seluruh sistem keamanan bandara di dunia?
Jawabannya adalah peristiwa serangan teroris ke gedung World Trade Center atau yang lebih dikenal dengan peristiwa 9/11.