Find Us On Social Media :

Kerap Jadi Sasaran Tembak Rudal, Secara ‘Ajaib’ Pesawat Mata-mata Legendaris Ini Selalu Luput

By Ade Sulaeman, Kamis, 6 Juli 2017 | 08:00 WIB

Pesawat intai SR-71

Intisari-Online.com - Pesawat intai (recconnaissance) SR-71 Blackbird walaupun telah lama pensiun merupakan pesawat legendaris bagi USAF dan memiliki kisah tempur yang spektakuler.

Sebagai pesawat intai yang memiliki kemampuan terbang paling cepat lebih dari 3 Mach (lebih dari 3200 km perjam) dan ketinggian terbang hingga 80.000 kaki, SR-71 dikenal pula sebagai pesawat yang belum pernah tertembak jatuh oleh rudal-rudal musuh.

Pasalnya, dalam sejarah penerbangan untuk menjalankan berbagai tugas misi reconnaissance, khususnya di atas udara Uni Soviet (Rusia), Korea Utara, dan Vietnam, SR-71 yang diterbangkan oleh dua awak itu ternyata kerap diserang rudal.

Tapi berkat kecepatan dan ketinggian terbang serta kemampuan manuvernya, pesawat intai yang dikenal dengan julukan Blackbird dan dioperasikan USAF sejak tahun 1966 itu selalu lolos baik dari sergapan rudal darat ke udara (SAM) maupun udara ke udara (AAM).

Upaya menembak jatuh SR-71 pertama kalinya dilakukan oleh pasukan Vietnam Utara ketika sedang berkecamuk Perang Vietnam (1955-1975).

(Baca juga: Gila! Jet Tempur Rusia Pepet Pesawat Intai AS Dalam Jarak 1,5 Meter)

Pasukan Vietnam Utara yang mendapat pasokan rudal SAM dari Uni Soviet berusaha keras menjatuhkan SR-71 yang sedang melakukan terbang pengintaian dengan meluncurkan lusinan rudal.

Tapi hingga Perang Vietnam berakhir tak ada satu pun rudal SAM yang bisa merontokkan SR-71.

Kegagalan pasukan Vietnam Utara untuk menjatuhkan SR-71 menggunakan rudal SAM itu jelas tidak hanya membuat penasaran pasukan Vietnam Utara tapi juga militer Uni Soviet.

Oleh karena itu, Uni Soviet yang pada era Perang Dingin wilayah udaranya selalu menjadi ajang pengintaian bagi SR-71 USAF, juga berusaha keras menembak jatuh Blackbird.

Tujuan Uni Soviet untuk menembak jatuh SR-71 adalah untuk menunjukkan bahwa teknologi militernya lebih unggul dari AS dan sekaligus untuk mempermalukan pemerintah AS secara politis.

(Baca juga: Pesawat Intai Siluman Tercanggih dan Tercepat di Dunia Siap Gentayangan, Indonesia Patut Berhati-hati)