Penulis
Intisari-online.com -Perang melawan terorisme menjadi wahana untuk mengasah kemampuan pasukan khusus Arab Saudi.
Berdasar pengalaman itu, pasukan khusus yang berada di bawah pembinaan Menteri Dalam Negeri kemudian menemukan standar materi latihan tempur.
Materi itu antara lain kemampuan untuk menghadapi situasi darurat, melindungi konvoi VIP baik dari cara mengantisipasi maupun menyelamatkan VIP ke tempat yang aman.
Kemampuan menyisir dan menjinakkan bahan peledak, melakukan penyergapan dan melumpuhkan teroris di sarangnya, terjun presisi dari pesawat, kemampuan menembak tepat dan kemahiran melaksanakan pengintaian, dll.
(BACA JUGA:Benarkah Keberadaan Tulisan Arab pada Nisan Kerajaan Majapahit Bisa Jadi Bukti Gajah Mada Muslim?)
(BACA JUGA:Turki Siap Bantu Qatar Jika Harus Berperang Melawan Arab Saudi, Kekuatan Udaranya Mengerikan)
Fasilitas untuk melaksanakan latihan tempur bagi para pasukan khusus Arab Saudi yang berada di kawasan Riyadh juga sangat modern.
Intinya dalam kamp latihan tempur itu para personel militer pasukan khusus Arab Saudi yang biasa hidup enak harus mau digembleng sehingga menjadi pasukan tempur profesional dan siap mati bagi rajanya. Fasilitas latihan tempur itu antara lain area yang dikelilingi wahana antipeluru, wahana untuk perang kota, pesawat komersil dalam posisi statis untuk latihan serbuan komando antipembajakan udara, dan arena latihan untuk serbuan secara rapelling menggunakan helikopter.
Khusus untuk latihan serbuan rapelling simulasi tempur yang biasa dilakukan adalah meniru aksi pasukan khusus AS ketika menangkap Osama Bin Laden di Pakistan (Operation Neptune).
Dalam latihan serbuan komando menggunakan teknik rapelling, pasukan khusus Arab Saudi selanjutnya meneruskan latihan duel satu lawan satu menggunakan senjata tajam.
Musuh yang diajak latihan duel adalah anggota pasukan khusus yang lebih terlatih.
Jika pasukan penyerbu bisa menjatuhkan senjata tajam yang digunakan oleh ‘’musuh’’ mereka baru dianggap lulus.
(BACA JUGA:Ritual Seks di Gunung Kemukus: Bukan Sembarang Nyepi, Tapi Harus Disertai Hubungan Suami-Istri)
(BACA JUGA:Bukan Kamasutra, Melainkan Su Nu Cing yang Jadi Buku Seks Pertama di Dunia)