Intisari-Online.com - Pemerintah Jerman mengerahkan pasukan elite anti-teror untuk mengejar para tersangka penembakan di kota Munich, yang menewaskan sembilan orang.
Kemungkinan besar pasukan yang dikerahkan ini adalah GSG 9 yang sudah dikenal reputasinya di dunia. Sebenarnya siapakan pasukan elite GSG 9 ini?
Grenzschutzgruppe 9 der Bundespolizei atau pasukan penjaga perbatasan 9, dibentuk pertama kali pasca- tragedi penyanderaan dan pembunuhan 11 atlet Israel pada Olimpiade 1972 di Munich yang kemudian disebut peristiwa Black September.
Kepolisian Jerman (Barat) yang saat itu dalam kondisi tidak terlatih dan memiliki perlengkapan untuk menghadapi masalah semacam ini, meremehkan kemampuan para penyandera dan secara serampangan mencoba menyelamatkan para sandera.
Saat itu kepolisian Jerman tidak memiliki penembak jitu yang bisa ditugaskan. Militer memiliki penembak jitu tetapi undang-undang Jerman melarang penggunaan personel militer di dalam negeri.
Alhasil, operasi penyelematan gagal yang berujung pada tewasnya ke-11 atlet Israel itu, lima penyandera dan satu orang polisi.
Terlepas dari tragedi itu, akhirnya pemerintah Jerman menyadari kesalahannya dan membentuk pasukan khusus yang dilatih untuk menghadapi masalah-masalah seperti tragedi Black September 1972.
Secara resmi pasukan GSGn 9 dibentuk pada 17 April 1973 sebagai bagian dari kepolisian federal Jerman. Pasukan ini memiliki spesialisasi mengatasi penyanderaan, pencurlikan dan terorisme.
Misi pertama GSG 9 adalah operasi Fire Magic pada 1977 untuk menyelamatkan sebuah pesawat milik maskapai penerbangan Lufthansa yang dibajak dalam penerbangan dari Palma de Mallorca menuju Frankfurt.
Para pembajak asal Palestina yang kemudian mengalihkan pesawat Boeing 737 itu ke beberapa lokasi di Timur Tengah dan menuntut pemerintah Jerman membebaskan anggota Faksi Tentara Merah yang dipenjara.
Dalam pengalihan penerbangan selama empat hari, pembajak membunuh kapten pilot Juergen Schumann di Aden, Yaman. Selanjutnya, para pembajak mendaratkan pesawat itu di Mogadishu, Somalia untuk menunggu anggota Faksi Tentara Merah yang akan ditukarkan.
Tanpa diketahui para pembajak, pasukan GSG 9 diam-diam diberangkatkan ke Mogadishu untuk membebaskan para sandera.
Di malam hari antara 17-18 Oktober 1977 pasukan ranger Somalia membuat sebuah gerakan untuk mengalihkan perhatian pembajak. Di saat itulah pasukan GSG 9 menyerbu pesawat.
Operasi tersebut berlangsung hanya tujuh menit dan berakhir dengan dibebaskannya hampir semua penumpang dan kru pesawat.
Sementara tiga pembajak tewas dan satu lainnya terluka parah. Korban lain adalah satu anggota GSG 9 dan seorang kru kabin.
Aksi gemilang GSG 9 itu langsung mendapat pujian dunia internasional karena melakukan penyerbuan ke dalam kabin pesawat terbang dianggap sebagai salah satu operasi militer paling sulit.
Prestasi inilah yang langsung melambungkan nama GSG 9 ke jajaran pasukan-pasukan elite dunia.
Sebagian besar operasi GSG 9 memang dirahasiakan tetapi setidaknya sedang dibentuk pasukan elite ini sudah melaksanakan 1.500 misi namun tercatat hanya lima kali melepaskan tembakan dalam operasinya.
Kelima operasi itu, di luar misi mereka di Irak adalah di Mogadishu (1977), Bad Kleinen (1993), Aachen (1999) dan dua misi lain saat anggota GSG 9 menembak anjing milik tersangka yang akan ditangkap.
(kompas.com)