Penulis
Intisari-Online.com – Selama menjalani ibadah puasa, masalah bau mulut (halitosis) seringkali menimbulkan ketidaknyamanan.
Banyak orang merasa kurang percaya diri ketika sekadar berbicara dengan orang lain.
(Baca juga:Ini Dia, Lima Cara Menghilangkan Bau Mulut Dengan Alami)
Nah, hal ini disebabkan karena rongga mulut akan lebih kering dari biasanya karena tidak ada makanan yang dikunyah.
Alhasil, produksi saliva pun berkurang. Imbasnya, banyak bakteri yang dapat berkembang biak di mulut.
Misal, bakteri anaerob penghasil belerang pada kondisi oral hygiene buruk, karier, karang gigi, dan penyakit periodontal.
“Saliva merupakan agen pembersih alami, mengandung enzim antibakteri dan menjaga keseimbangan bakteri dalam mulut,” jelas drg Felicia Melati, SpKGA dari Bamed Health Care.
Lalu, apa bagaimana mengatasinya?
Pertama adalah mengevaluasi ulang teknik menggosok gigi. Agar lebih tepat, kita bisa berkonsultasi ke dokter gigi.
Sebab, banyak orang yang sudah merasa teknik menyikatnya sudah benar. Namun, masih memiliki halitosis.
“Banyak pasien yang lupa atau bahkan tidak tahu bahwa lidah perlu disikat untuk mendapatkan oral hygiene yang maksimal,”: tambah Felicia.
Bila diperbesar, lidah memiliki lekuk-lekuk yang bisa menjadi tempat sisa-sisa makanan menempel.
Kalau dibiarkan, pada orang dengan lekukan cukup dalam, ada lapisan lekat yang salah satunya diisi bakteri dan bisa menyebabkan bau mulut. Cara membersihkannya bisa menggunakan sikat gigi ataupun scraper.
Kedua, sebelum masuk bulan puasa, periksalah kesehatan gigi Anda ke dokter karena hal ini berperan penting untuk menurunkan risiko halitosis.
Saat pasien datang ke dokter gigi, maka mulutnya akan diperiksa secara menyeluruh. Nah, hal-hal yang dapat memicu halitosis pun dapat segera ditangani.
Biasanya dokter akan melakukan scaling untuk membersihkan dan menghilangkan karang gigi. Bisa juga penambalan ataupun perawatan saraf gigi untuk mengatasi gigi berlubang.
(Baca juga:Rendang Sehat Tanpa Santan Cocok Buat Saat Puasa Sekaligus Lebaran, Bagaimana Cara Membuatnya?)
Penanganan terakhir bisa berupa pencabutan atau ekstraksi untuk gigi berlubang yang sudah tidak memungkinkan dilakukan perawatan.
Terakhir, dengan memanfaatkan obat kumur. Obat kumur ini barang pasti akan memberikan kesegaran pada mulut kita.
Namun, yang perlu diingat, obat kumur ini hanya bersifat sementara dan tak boleh terus-menerus digunakan. Sebab bisa merusak “ekosistem” di dalam mulut kita.