Find Us On Social Media :

Kisah WNI yang 2 Tahun Tinggal di Ibu Kota ISIS: Semua Bohong, Sangat Berbeda dengan di Internet

By Ade Sulaeman, Sabtu, 17 Juni 2017 | 15:15 WIB

WNI yang sempat tinggal di ibu kota ISIS

"Yang mereka bicarakan hanya soal perempuan," kata Nur.

Baca juga: Memiliki 'Tiga Wajah', Pria Ini Bahagia Setelah Operasi Transplantasi Wajah Keduanya

Tadinya ingin berobat

Sama seperti Nur, Leefa -perempuan berusia 38 tahun- memutuskan meninggalkan Indonesia dengan harapan bisa 'menikmati hidup yang sebenarnya sebagai Muslim sejati di bawah kekuasaan daulah Islamiyah'.

"Saya punya masalah kesehatan. Saya perlu operasi di bagian leher dan biayanya sangat mahal di Indonesia. Tapi di daerah ISIS semuanya gratis," kata Leefa.

"Saya datang ke daerah ISIS dengan tujuan menjadi Muslim yang sebenarnya dan juga demi kesehatan," katanya.

Baca juga: Ketika Adolf Hitler Terlihat di Wina dengan Pengawalan Tentara SS dan Menginap di Hotel Mewah

Ia mengontak anggota ISIS melalui internet, yang mengatakan ISIS akan mengganti uang tiket. Dikatakan pula Leefa akan bisa menikmati kehidupan di Raqqa.

Namun ketika tiba di Raqqa, kenyataan yang dia alami tak sesuai harapan. Operasi yang harus ia jalani tidak gratis dan biayanya mahal. Dan Leefa pun tak bisa menjalani operasi.

Leefa dan Nur termasuk di antara 16 WNI yang saat ini berada di kamp pengungsi di Ain Issa.

Kisah keduanya tentu tak bisa diverifikasi namun mirip dengan kisah orang-orang yang pindah ke Raqqa dengan harapan bisa hidup layak di bawah naungan daulah Islamiyah.

Orang-orang ini hampir semuanya kecewa dengan apa yang mereka lihat di Raqqa, yang sangat berbeda dengan 'gambaran indah' yang banyak diunggah ke internet.