Find Us On Social Media :

Bijak Bestari, Raja yang Baik Hati Ini Memaafkan Kesalahan Wanita Tua Karena Ketidaktahuannya

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 13 Juni 2017 | 20:45 WIB

Raja dan wanita tua

Intisari-Online.com – Alkisah, seorang raja sedang melakukan perjalanan bersama para menteri, termasuk punggawa kerajaan dan pegawai istana.

Karena lelahnya, ia beristirahat di bawah pohon mangga bersama pasukannya. Tiba-tiba sebuah batu kecil mendarat di dahi raja. Dahinya pun berlumuran darah.

Raja tidak tahu siapa yang melemparkan batu kecil itu ke arahnya, yang ia tahu bahwa ia sedang mengalami rasa sakit tak tertahankan.

(Baca juga: Kisah Genghis Khan dan Rajawali Kesayangannya)

Punggawa kerajaan segera pergi untuk menemukan orang yang telah melemparkan batu ke arah raja. Setelah mencari mereka hanya menemukan seorang wanita tua, dan mereka bertanya apakah wanita tua itu baru saja melempar batu.

“Ya,” jawab wanita tua itu. “Saya melempar batu ke arah pohon mangga.”

Para punggawa itu bertanya pada wanita tua itu lagi, “Apakah Anda melemparkan batu ke arah raja?”

Wajah wanita tua itu menunjukkan betapa takutnya ia. Punggawa kerajaan itu menegaskan pada wanita tua itu bahwa ia akan dihukum karena ulahnya. Wanita tua itu ditangkap dan dibawa ke hadapan raja.

Wanita tua itu gemetar ketakutan dan berdoa agar mereka tidak membunuhnya. Setelah melihat darah di wajah Raja, ia semakin gemetar dan merasa putus asa. “Apa yang akan terjadi pada saya?” pikir wanita tua itu.

Raja dengan sangat tenang bertanya pada wanita tua itu, “Apakah Anda melempar batu ke saya?”

Wanita tua itu menjawab, “Yang Mulia, saya melempar batu ke arah pohon mangga.”

“Kenapa?” tanya raja.

(Baca juga: Kisah Raja dan Ratu Inggris yang Selalu Menarik: Dari Elizabeth II, Diana, sampai Pangeran George)

Wanita tua itu menjawab sambil menangis, “Yang Mulia, anak saya kelaparan selama dua hari in i. Saya sedang mengumpulkan makanan untuknya tapi tidak menemukannya. Saya harap saat saya melempar batu ke pohon mangga, sebuah mangganya jatuh sehingga saya bisa memberi makan anak saya. Lalu, Yang Mulia, batu itu mengenai dahi Anda dan itulah ketidaktahuan saya.”

Wanita tua itu membungkuk di hadapan raja sambil memohon maaf atas kesalahannya. Raja yang baik hati itu memahami situasinya dengan sangat jelas.

Ia mengampuni kesalahan wanita tua itu dan memerintahkan punggawanya untuk tidak menghukumnya dengan cara apa pun. Alih-alih hukuman, raja itu memberinya uang, makanan, dan memulangkannya dengan selamat.