Penulis
Intisari-Online.com – Dua tahun lalu, ketika dokter meletakkan bayi laki-lakinya yang baru lahir di dadanya, Brandi McGlathery, menatapnya dan merasa shock.
Seperti ada yang salah. Ya, bayi Eli tidak memiliki hidung. Terlahir dengan kondisi yang sangat langka, kisah bayi Eli memikat dunia.
(Baca juga:Alangkah Tampannya Rupa si Bayi Ajaib yang Selamat dari Gempa Nepal 2015 Sekarang)
Namun, kini kisahnya telah berakhir dengan tragis. Ayahnya, Jeremy Finch, mengumumkan bahwa Eli meninggal pada tanggal 3 Juni.
“Kami kehilangan teman kecil kami tadi malam. Saya tidak akan pernah bisa mengerti mengapa ini terjadi. Dan ini akan sangat menyakitkan untuk waktu yang lama. Tapi saya sangat beruntung memiliki anak ganteng ini dalam hidup saya,” demikian tulis Finch dalam laman Facebook-nya.
Kasus Eli ini sangat langka. Laporan tahun 2012 memperkirakan sekitar 41 orang memiliki kelainan wajah, yang menyebabkan obstruksi jalan napas parah dan berhubungan dengan anomali wajah lainnya.
Eli lahir pada usia kehamilan ibunya 37 minggu, pada tanggal 4 Maret 2015, di South Baldwin Hospital di Foley, Alabama, tanpa hidung dan saluran hidung.
Pada kasus arnisia kongenital lainnya, dokter bisa membuat hidung dan sinus, namun mereka harus menunggu anak itu besar untuk melakukan operasi.
Sementara, Eli menghadapi kesulitan lain. Langit-langit lunaknya tidak berkembang dengan baik, otaknya lebih rendah di kepalanya dan kelenjar pituitarinya tidak bekerja.'
Secara naluriah, Eli bernapas dari mulutnya. Dan ia harus berjuang untuk bernapas saat ia makan dan dokter memberinya tracheostomy saat berumur lima hari.
Finch mengatakan kepada AL.com bahwa Eli menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi. Tanda favoritnya adalah kue dan ia memintanya setiap pagi.
“Eli sangat disukai oleh banyak orang. Ia menyentuh seluruh dunia. Saya selamanya berterima kasih untuk itu,” tulis McGlathery pada Facebook-nya.
(Baca juga:Jika di Indonesia Lumrah maka di Amerika Ngeloni Bayi Tindakan Kontroversi, Begini Alasannya)
“Tidak ada yang merasakan apa yang saya rasakan. Saya mengandungnya. Saya melahirkannya. Tidak ada ikatan yang bisa dibandingkan dengan itu.”
Finch dan McGlathery mengumpulkan dana untuk menutup biaya pengobatan dan pemakaman anaknya.
Jika penggalangan dananya melebihi apa yang mereka perlukan, mereka akan menyumbangkannya untuk amal atas nama anak laki-laki mereka.