Penulis
Intisari-Online.com - Vaksin MMR merupakan vaksin yang terdiri dari 3 komponen vaksin yaitu Mumps (gondongan), Measles (campak), dan Rubella.
Namun banyak kabar tentang keamanan vaksin tersebut, bahkan tentang desas-desus "efek autis".
Prof Dame Sally Davies mengatakan vaksin MMR aman dan telah diberikan kepada jutaan anak di seluruh dunia tetapi serapan saat ini "tidak cukup baik".
Di Inggris, 87% anak-anak menerima dua dosis tetapi targetnya adalah 95%.
Petugas medis mendesak orangtua untuk mendapatkan anak-anak mereka divaksinasi dan mengabaikan "berita hoax di media sosial".
Baca Juga : Resmi! Fatwa MUI untuk Vaksin MR: Mengandung Babi Tapi Boleh Digunakan, Ini Alasannya
Komentar tersebut datang pada peringatan 30 tahun vaksin campak, gondong dan rubella (MMR) yang diperkenalkan di Inggris.
Banyak mitos tentang bahaya vaksin MMR di media sosial yang membuat orangtua tidak membawa anak-anak mereka untukdivaksinasi karena takut anaknya menjadi "bermasalah".
"Sejumlah orang percaya dengan mitos-mitos ini - mereka salah," kataProf Dame Sally.
"Selama 30 tahun ini, kami telah memvaksinasi jutaan anak-anak."
Baca Juga : MUI: Imunisasi Vaksin Nonhalal Hukumnya Bisa Jadi Wajib, Syaratnya...
"Ini adalah vaksinasi yang aman - kami tahu itu - dan kami telah menyelamatkan jutaan nyawa di seluruh dunia."
Vaksin MMR secarasignifikan telah mengurangi kasus campak, gondong dan rubella dan menyelamatkan sekitar 4.000 kematian akibat campak.
Karenanya Inggris telah dinyatakan "bebas campak" oleh Organisasi Kesehatan Dunia tahun lalu.
Prof Dame Sally mengatakan ada terlalu banyak kasus campak di Inggris tahun ini - 903 sejauh ini, dan orang-orangyang tidak mengambil vaksin MMR telah sangat terpengaruh.
Baca Juga : Belum Kantongi Label Halal dari MUI, Vaksin MR Ditolak di SD di Pangkal Pinang
Penyerapan vaksin MMR telah mencapai tingkat yang baik pada tahun-tahun sebelumnya tetapi sekarang telah turun kembali ke 87%.
"Itu berarti banyak perlindungan, tetapi tidak memberi kita kekebalan," kata Prof Dame Sally.
"Jadi ketika orang-orang dari luar negeri datang, bepergian dengan 'terinfeksi', itu menyebar ke komunitas lokal kami."
Pada tahun 1998, sebuah penelitian oleh mantan dokter Andrew Wakefield, salah mengaitkan vaksin MMR dengan autisme.
Baca Juga : Imunisasi MR: Bolehkah Kita Divaksinasi Jika Sedang Sakit?
Penelitian ini sekarang sepenuhnya didiskreditkan.
Akan tetapi itu berdampak pada cakupan vaksin, yang turun menjadi sekitar 80% pada akhir 1990-an dan terendah 79% pada tahun 2003.
Sejumlah kampanye kesehatan masyarakat telah meningkatkan serapan selama bertahun-tahun sejak itu. (Adrie P. Saputra)