Find Us On Social Media :

Penyelam Pencari Lion Air JT 610 Ungkap Kondisi dalam Laut: Lumpur Capai 1 Meter

By Intisari Online, Kamis, 1 November 2018 | 09:30 WIB

Intisari-Online.com – Sanny Limbungan, seorang penyelam yang tergabung dalam tim penyelam Polisi Air Polri, mengungkapkan kondisi di dalam laut yang dihadapinya saat melakukan pencarian badan pesawat Lion Air JT 610.

Pesawat nahas tersebut jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada Senin (29/10/2018) pagi.

Sanny mengungkapkan, kedalaman lumpur di lokasi pencarian Lion Air JT 610 mencapai 1 meter.

Hal itu disampaikannya, di sela penyelaman, di atas Kapal Polisi (KP) Kolibri, di perairan Karawang, Jawa Barat, Rabu (31/10/2018).

Baca Juga : Diterjunkan Mencari Lion Air JT610, KRI Banda Aceh Produk Dalam Negeri yang Menemukan Bangkai AirAsia

"Lumpur sedalam satu meter," ujar Sanny, yang juga tergabung dalam Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (Possi), sambil menunjukkan ke arah perutnya untuk memberi gambaran tinggi lumpur.

Ia menyebutkan, jarak pandang pada penyelaman hari ini tidak terlalu baik, meski cuaca mendukung.

Arus bawah laut tidak terlalu kencang tetapi jarak pandang sekitar dua meter. Selain itu, kata Sanny, ketika ada pergerakan, lumpur tersebut akan ikut naik dan memperburuk penglihatan.

"Begitu goyang, lumpurnya naik, sudah tidak kelihatan," kata Sanny.

Baca Juga : Kehidupan Mewah Keluarga Kerajaan Inggris Dibiayai Pajak Rakyat?

Penyelaman tersebut dilakukannya hingga kedalaman 27 meter.

Menurut pengakuan Sanny, ia tidak menemukan serpihan badan pesawat, hanya bekas-bekas lumpur.

Titik terang pencarian pesawat Lion Air JT 610

Sementara itu, titik terang pencarian pesawar Lion Air JT 610 didapat setelah sinyal black box pesawat tersebut terdeteksi.

Baca Juga : Keluarga Korban Lion Air JT 610 Akan Dapat Santunan Rp 50 Juta dari Jasa Raharja, Ini Jadwal Pencairannya

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi ( KNKT) Soerjanto Tjahjono membenarkan hal itu.

Sinyal black box sebelumnya tertangkap oleh salah satu kapal yang membantu pencarian korban di Perairan Tanjungpakis, Karawang, Jawa Barat.

"Iya kira-kira seperti itu (sinyal kotak hitam telah terdeteksi)," ujar Soerjanto saat dimintai konfirmasi kepada Kompas.com dari Jakarta, Rabu (31/10/2018).

Kapal yang menangkap sinyal itu adalah Kapal Riset (KR) Baruna Jaya milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Baca Juga : Kisah Satu Keluarga yang Jadi Korban Lion Air JT 610: Suami Ambil Cuti untuk Antar Istri dan Bayinya Pulang

KR Baruna Jaya merupakan satu dari empat kapal yang diterjunkan khusus untuk melakukan penyisiran bawah laut.

Pesawat Lion Air JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018).

Pesawat itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, Banten.

Sedianya, pesawat itu mendarat di Pangkal Pinang pukul 07.20 WIB.

Pesawat yang baru beroperasi pada 15 Agustus 2018 itu diketahui membawa 189 orang, yang terdiri dari 178 penumpang dewasa, 1 orang anak, 2 bayi, dan 8 awak pesawat.

Baca Juga : Hilang Secara Misterius 4 Tahun yang Lalu, Pilot Klaim Temukan Potongan Bangkai Pesawat MH370 di Hutan Belantara Kamboja

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cerita Penyelam yang Lakukan Pencarian Pesawat Lion Air JT 610 dan KNKT Benarkan Sinyal Kotak Hitam Lion Air JT 610 Telah Terdeteksi.