Penulis
Intisari-Online.com – Diterjukannya Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh 593 untuk ikut mencari pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di Tanjung Karawang Senin (29/10/2018) bukan tanpa alasan.
Kapal buatan dalam negeri produksi PT PAL (persero) ini telah berpengalaman dalam misi yang serupa saat pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di perairan Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah pada 28 Desember 2015.
Kapal ini merupakan kapal jenis Landing Platform Dock dengan ukuran panjang 22.004 meter dan lebar 125 meter, kebanggan Indonesia.
Beratnya mencapai 7.286 ton, serta memiliki kemampuan untuk mengangkut pasukan dan kendaraan tempur, salah satunya helikopter.
Baca Juga : Kisah Mercusuar yang Justru Menenggelamkan Banyak Kapal daripada Menyelamatkannya
Kapal ini bisa menampung 5 unit helikopter jenis MI-2 atau Bell 412, 2 unit LCVP, 3 unit meriam Howitzer, dan 20 Tank.
KRI Banda Aceh memiliki kecepatan maksimum 15 knot dan memiliki daya angkut sebanyak 344 personel.
Untuk persenjataan perang, kapal ini dilengkapi meriam kaliber 20 mm dan 40 mm.
Di dalam KRI Banda Aceh juga terdapat ruang untuk rumah sakit darurat, yang mampu memberikan pertolongan pertama.
Baca Juga : Keluarga Korban Lion Air JT 610 Akan Dapat Santunan Rp 50 Juta dari Jasa Raharja, Ini Jadwal Pencairannya
Kapal ini juga salah satu kapal perang yang mampu berlayar selama 30 hari secara terus menerus.
Saat misi AirAsia QZ 8501 KRI Banda Aceh menjadi pusat komando untuk operasi pencarian pesawat dengan rute Surabaya - Singapura tersebut.
KRI Banda Aceh juka menjadi tempat evakuasi korban yang kemudian diterbangkan ke Pangkalan Bun.
Kapal ini bahkan sempat menemukan bangkai lapal karam zaman perang yang sebelumnya disangka sebagai ekor pesawat AirAsia QZ 8501.
Baca Juga : Kisah Satu Keluarga yang Jadi Korban Lion Air JT 610: Suami Ambil Cuti untuk Antar Istri dan Bayinya Pulang
KRI Banda Aceh pun berhasil membawa ekor pesawat AirAsia QZ 8501 yang ditemukan oleh tim penyelam TNI.
Pengalaman dalam menemukan AirAsia QZ 8501 membuat KRI Banda Aceh diandalkan kembali untuk proses evakuasi badan pesawat Lion Air JT 610.
"Nanti (KRI) Banda Aceh berangkat dengan seperti pengalaman yang lalu pernah Air Asia dengan kemampuan menyelam kami dan tentu akan kami maksimalkan," kata Yudo di Dermaga JICT2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, dikutip dari Kompas.com.
"Kalau sudah ketemu titiknya akan kami maksimalkan untuk melaksanakan pengangkatan seperti yang lalu pernah kami laksanakan," ujar Yudo.
KRI Banda Aceh berangkat menuju lokasi pencarian pada Selasa (30/10/2018).
Tidak hanya KRI Banda Aceh, TNI AL juga mengerahkan kapal perang lain seperti Gusti Ngurah Rai. Kapal itu disebut mempunyai kemampuan sonar yang mumpuni.