Find Us On Social Media :

Pak Harto: Masuk KNIL saat Hidup Susah dan Luntang-lantung saat akan Masuk Peta

By Ade Sulaeman, Kamis, 8 Juni 2017 | 17:30 WIB

Pak Harto dalam Perang Kemerdekaan

Intisari-Online.com - Sebenarnya tidak ada yang mengherankan jika mendiang Presiden RI Jenderal Besar (Purn) TNI HM Soeharto dikenal juga sebagai seorang tentara yang jago bertempur dan berstrategi perang.

Untuk mengatasi hidupnya di masa muda yang penuh kesulitan, Pak Harto yang susah cari pekerjaaan kemudian coba-coba mendaftar ke satuan militer Belanda, Koninkijk Nederland Indische Leger (KNIL).

Satuan KNIL ini merupakan tentara bentukan Belanda yang anggotanya adalah putera-putera pribumi dan bertugas membantu Belanda baik dalam peperangan maupun tugas-tugas pengamanan lainnya.

KNIL bisa dikatakan sebagai pasukan legiun asingnya Belanda dan setaraf dengan pasukan Legiun Asing Perancis.

Sebagai anggota KNIL, Pak Harto jelas telah mendapatkan pendidikan militer yang keras, menguasai bahasa Belanda secara lumayan, dan terpelihara stamina fisiknya.

Ketika pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia, KNIL otomatis bubar dan Pak Harto pun kembali hidup lontang-lantung sambil menyembunyikan status dirinya sebagai mantan anggota KNIL.

(Baca juga: Sandyakalaning Cendana, Saat Soeharto Ditinggalkan Semua Orang Kepercayaan)

(Baca juga: Meski Tampan dan Rupawan, Nyatanya Pak Harto Tak Jago-jago Amat dalam Urusan Asmara)

Pak Harto kemudian mendaftar sebagai petugas polisi Jepang dan diterima. Tentu saja sambil menyembunyikan latar belakang dirinya yang pernah menjadi anggota KNIL.

Karena memiliki prestasi dan kinerja yang bagus, Pak Harto pun ditarik menjadi anggota pasukan Pembela Tanah Air (Peta) bentukan Jepang.

Salah satu tugas utama Peta adalah bertempur membantu Jepang jika pasukan Sekutu menyerang Indonesia.

Oleh karena itu anggota Peta dilatih sangat keras baik dalam teknik maupun strategi tempur dan tentu saja paham bahasa Jepang serta politik internasional secara lumayan.