Find Us On Social Media :

Berita Hoax Sepanjang Masa: Dari Raja Idrus ke Raja Komputer

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 30 Oktober 2018 | 22:00 WIB

Intisari-Online.com – Pada tahun-tahun lima puluhan saya pernah asyik sekali membaca koran gara-gara ada berita tentang raja suku terasing yang baru saja keluar dari keterasingannya.

Permaisurinya selalu berkacamata hitam dan bernama Markonah. Yang Mulia ltu sendiri bernama Idrus, sehingga la disebut Raja Idrus.

Ramailah koran dan majalah mewawancarainya, antara lain tentang kehidupan sukunya, termasuk pola makannya, yang menurut ceritanya, kalau tidak salah mencakup ular dan biawak.

Ke mana-mana ia bersama ratunya dielu-elukan, termasuk oleh murid-murid sekolah yang diwajibkan oleh orang yang berkuasa untuk menjadi pagar ayu. Dari Jakarta melalui Pekalongan mereka pergi ke Yogyakarta.

Baca Juga : Aksi Porter Menunduk di Samping Kereta yang Menyentuh Viral di Media Sosial, Ini Kata PT KAI

Orang pun terkagum-kagum, karena walaupun suku terasing tidak banyak bergaul dengan masyarakat, ternyata telah berhasil menamakan raja dan ratunya dengan nama-nama yang sudah lazim didengar di Nusantara.

Namun tiba-tiba saja, setelah media massa menyanjung-nyanjungnya, media massa pula yang membongkar kepalsuan Raja Idrus dan Ratu Markonah. Maka tersiraplah wajah banyak sekali pembesar daerah yang pernah lkut mengelu-elukan Raja Idrus dan Markonahnya, yang ternyata dipungutnya dari pinggir jalan.

Baji ajaib dan kotak ajaib

Pada pertengahan tahun enam puluhan, ketika orang muda sedang giat-giatnya turun ke jalan, kembali lagi media massa menampilkan suatu sensasi. Ada bayi ajaib atau malah janin ajaib, yang dari kandungan ibunya, Tjut Sahara Fonna, dapat berbicara dengan sang ibu.

Baca Juga : Augie Fantinus Ditahan Setelah Sebar Video 'Calo Polisi': Ini 5 Tips Jadi Pengguna Media Sosial yang Cerdas

Maka jadi tenarlah bayi yang belum jadi itu di dalam media massa. Sang ibu berkat keajaiban bayinya, menerima perlakuan istimewa dari berbagai pihak.

Namun, setelah itu media massa juga yang memaparkan  kepalsuan bayi ajaib itu.

Orang Indonesia, termasuk nyamuk persnya pada waktu itu, belum pernah melihat perekam suara yang berukuran mini dan dapat disembunyikan dalam stagen berukuran makro.