Korut dan Korsel Damai, ‘Tempat Paling Menakutkan di Bumi’ Siap Berubah Jadi ‘Obyek Wisata’

Adrie Saputra

Penulis

Kim Jong Un dan Moon Jae In, memutuskan untuk mulai mendemilitarisikan ‘tempat paling menakutkan di Bumi’ jadi obyek wisata.

Intisari-Online.com – Permusuhan antara dua negara bersaudara, Korea Utara dan Korea Selatan, mulai mereda perlahan demi perlahan.

Setelah pertemuan antara kedua pemimpin, Kim Jong Un dari Korut dan Moon Jae In dari Korsel, dalam beberapa kali di tahun 2018 ini, mereka memutuskan untuk mulai mendemilitarisikan 'tempat paling menakutkan di Bumi'.

Di manakah 'tempat paling menakutkan di Bumi' tersebut?

Dilansir dari CNN pada Senin (29/10/2018), diketahui baik Korea Utara dan Korea Selatan menyepalati Daeran Keamanan Bersama (Joint Security Area/JSA).

Baca Juga : Basarnas Temukan Potongan Tubuh, Tim Penyelam: Mohon Maaf, Mungkin Tubuh Korban Telah Membengkak di Dalam Air dan Mulai Membusuk

JSA merupakan salah satu bagian dari Zona Demiliterisasi Korea (DMZ), di mana pasukan Korea Utara dan Selatan saling berhadap-hadapan.

Biasanya pihak umum menyebutnya sebagai desa gencatan senjata Panmunjom.

JSA digunakan oleh kedua negara untuk melakukan diplomatik.

Hingga pada 1991, tempat ini juga menjadi tempat negosiasi militer antara Korea Utara dan Komando PBB (UNC).

Karena tempat ini sangat dipenuhi oleh anggota militer, JSA telah lama dianggap sebagai salah satu perbatasan paling berbahaya di planet ini.

Bahkan mantan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, pernah menyebutnya 'tempat paling menakutkan di bumi'.

Baca Juga : Hubungan AS dan Taiwan Makin 'Mesra', China Beri Peringatan Keras Atas Transaksi Kedua Negara

Namun pasca pertemuan antara Presiden Korsel, Moon Jae In dan Pemimpin Korut, Kim Jong Un, beberapa waktu lalu, mereka sepakat untuk membersihkan JSA.

Pembersihan tersebut termasuk semua ranjau darat, senjata, pos penjaga, dan personel.

Menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan, mereka sudah membersihkan 14 ranjau darat dan 187 bahan peledak.

Proses pembersihan ini selesai pada 25 Oktober 2018 dan sekarang, JSA hanya berisi 70 personel keamana yang tidak bersenjata, 35 dari Korea Utara dan 35 lainnya dari Korea Selatan dan PBB.

Karena daerah ini sudah tidak berfungsi sebagai tempat militer, maka kedua negara sepakat bahwa negara ini hanya akan berfungsi sebagai obyek wisata.

Langkah besar ini sungguh sesuatu yang sangat signifikan. Ini juga berarti kedua negara secara simbolis ingin hubungan semakin baik dan mengurangi ketegangan antara Seoul dan Pyongyang.

Kini, kedua negara bahkan menyebut JSA sebagai 'zona damai'.

Tidak hanya itu, menurut kesepakatan bersama, kedua pihak tidak akan melakukan pemeriksaan ketat selain hanya memeriksa identitas para prajurit.

Mereka juga akan menarik beberapa hal, seperti 'peralatan pengawasan yang tidak perlu' serta memasang peralatan yang bisa membuat keduanya berbagi informasi terkait bersama.

Kedua pihak akan memverifikasi bahwa mereka telah dilucuti di JSA pada hari Jumat dan Sabtu (2 dan 3 November 2018).

Baca Juga : Yakin Suaminya Masih Hidup, Istri Korban Pesawat Lion Air JT 610 Belum Ingin Memasang Bendera Kuning

Tempat paling menakutkan di Bumi

JSA adalah salah satu peninggalan terakhir dari Perang Dingin.

Tahun lalu, seorang tentara Korea Utara ditembak beberapa kali oleh rekan-rekannya karena ia mencoba melesat ke bagian JSA yang sudah menjadi bagian dari Korsel.

Ternyata tentara tersebut ingin membelot.

Sementara JSA sudah merupakan tempat bagi tentara Amerika Serikat.

Diketahui selama satu dekade terakhir, Korut bermusuhan dengan AS. Sementara AS adalah teman dari Korsel.

Dengan netralnya daerah JSA, diharapkan hubungan antara Korut dan AS pun akan 'baik'.

Apalagi kedua pemimpin sudah bertemu di Singapura dan berjanji menghentikan perang nuklir.

Baca Juga : Lion Air JT 610 Jatuh: Conchita Caroline Ceritakan Kondisi Pesawat Malam Sebelumnya, Deru Mesin Aneh dan Lantai Panas

Artikel Terkait