Find Us On Social Media :

Begini Misteri Bahu Laweyan, si 'Pemangsa' Pasangan Hidupnya Sendiri

By Intisari Online, Senin, 15 Oktober 2018 | 15:34 WIB

Tapi menurutnya, bila sampai tiga kali menjalani perkawinan dengan selalu mengorbankan pasangannya, umumnya janda atau duda dari masyarakat Jawa akan tahu diri dan takut kawin lagi.

Sedangkan budayawan Jawa H. Karkono Kamajaya PK mengaku, meski tidak tahu ciri-ciri fisik orang bahu laweyan, tapi percaya orang semacam itu memang ada.

Ketua Javanologi Panunggal Yogyakarta ini sedari kecil telah mengetahui istilah manusia bahu laweyan, bahkan pernah kenal akrab salah seorang di antaranya.

Baca Juga : Artis Nadya Almira Tolak Cerai meski Suaminya Nikah Lagi, Ini 5 Alasan Istri Pilih Bertahan Walau Sakit Hati

"Yang saya tahu, bahu laweyan hanya untuk perempuan. Suami wanita ini tidak selalu meninggal, tapi ada saja malapetaka atau kesialan menimpa hidupnya. Entah itu kecelakaan, sakit-sakitan, atau yang lainnya. Pokoknya, sial terus," ujarnya merinci garis nasib para bahu laweyan.

Kemalanggn yang menyertai manusia bahu laweyan, menurut Dra. Astuti Hendrato, mantan dosen sastra Jawa UI, lebih disebabkan oleh nasib atau bawaan.

"Kalau menurut orang Jawa, ndilalah atau kebetulan saja orang tersebut ditimpa nasib buruk. Bukan karena keturunan."

Pendapat tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Karkono bahwa bahu laweyan itu merupakan bawaan sejak lahir. Sementara penjelasan yang melandasinya.

"Sulit kalau harus dinalarkan, karena ini memang menyangkut kepercayaan orang Jawa," tuturnya.

Meskipun berpandangan sama bahwa bahu laweyan merupakan bawaan bukan keturunan, pemahaman yang diajukan Pak Supri lebih mudah dimengerti.

Menurutnya, "Tubuh manusia bahu laweyan dipinjam sebagai wadah oleh makhluk halus jahat yang ingin menguasainya. Karenanya, kalau ada yang mengawininya, makhluk halus ini tak rela dan membunuhnya."

Konon perbuatan keji makhluk itu akan berhenti setelah memangsa tujuh kali nyawa pasangan hidup manusia bahu laweyan.