Putri Eugenie Bangga dengan Luka Bekas Operasinya: Ini Jenis dan Penyebab Skoliosis yang Pernah Diderita Sang Putri

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Skoliosis seperti yang diidap Putri Eugenie adalah kelainan kurva abnormal di bagian tulang belakang.

Intisari-Online.com - Pada pernikahannya di Windsor dengan Jack, Putri Eugenie terlihat anggun dengan gaun pengantin yang dikenakannya.

Di balik gaun yang cantik itu, ada bekas operasi di bagian garis punggung Putri Eugenie.

Bekas itu adalah hasil yang didapatkan dari operasi untuk mengoreksi skoliosisnya saat usianya 12 tahun.

Saat itu, cucu Elizabeth II tersebut menjalani operasi besar untuk memperbaiki lengkungan pada tulang belakangnya.

Baca Juga : Camilla Tak Datang di Pernikahan Princess Eugenie, Karena 'Dendam' Lama pada Orang Tuanya?

Eugenie dilaporkan mengundang para ahli bedah NHS, yang dulu mengoperasinya, ke pesta pernikahannya.

Eugenie mengatakan, "Anda dapat menunjukkan pada orang tentang luka Anda dan itu benar-benar istimewa."

Dia juga juga berpikir seseorang dapat mengubah cara pandangnya terhadap kecantikan dan seseorang dapat menunjukkan bekas luka pada orang-orang karena hal itu sangat istimewa.

Putri Eugenie dulunya didiagnosis menderita skoliosis. Ahli bedahharus memasukkan batang baja ke punggungnya pada tahun 2002 selama operasi korektif.

Baca Juga : Beruntungnya Pasangan Kekasih Ini yang Memenangkan Lotere Senilai Rp19 Miliar tapi Takut Mengambil Uangnya

Skoliosis seperti yang diidap Putri Eugenie adalah kelainan kurva abnormal di bagian tulang belakang.

Kurva tulang belakang yang seharusnya normal,mengembangkan lekukan tambahan di kedua sisi tubuh dan tulang-tulang belakang saling bergantian, membentuk bentuk 'C' atau 'S' di tulang belakang.

Anak perempuan berisiko dua kali terkena skoliosis daripada anak laki-laki.

Baca Juga : Link Live Streaming Madura United vs Persija Jakarta: Saling Sikut Merebut Posisi 2 Klasemen Sementara

Skoliosis dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi paling sering terjadi pada usia sekitar 10 tahun.

Orang dengan skoliosis cenderung memiliki anak dengan skoliosis pula.

Namun, tidak ada korelasi antara tingkat keparahan kurva dari satu generasi ke generasi berikutnya.

PENYEBAB

Skoliosis mempengaruhi sekitar 2 persen wanita dan 0,5 persen pria.

Dalam banyak kasus, penyebab skoliosis tidak diketahui (dikenal sebagai idiopatik).

Jenis skoliosis ini dijelaskan berdasarkan usia ketika skoliosis berkembang, seperti juga skoliosis lainnya.

Baca Juga : Pada 1969 Rusia dan China Hampir Saja Berperang tapi Urung Terjadi Gara-gara Orang Amerika

- Jika orang tersebut kurang dari 3 tahun, itu disebut skoliosis idiopatik infantil

- Skoliosis yang berkembang antara usia 3-10 tahun disebut skoliosis idiopatik remaja

- Sementara orang yang berusia lebih dari 10 tahun (10-18) memiliki skoliosis idiopatik remaja.

Lebih dari 80 persen orang dengan skoliosis memiliki skoliosis idiopatik dan mayoritas dari mereka adalah gadis remaja. Lokasi paling umum untuk skoliosis adalah di bagian tulang belakang toraks.

Baca Juga : Indonesia Masuk 5 Besar Asian Para Games 2018, Berikut Klasemen Akhir dan Perolehan Medalinya

PENYEBAB SKOLIOSIS LAINNYA

Ada tiga jenis skoliosis utama lainnya:

- Fungsional

Pada jenis ini, tulang belakang normal, tetapi kurva abnormal berkembang karena masalah di tempat lain di dalam tubuh.

Ini bisa disebabkan oleh satu kaki lebih pendek dari lainnya atau kejang otot di punggung.

- Neuromuskular

Pada jenis skoliosis ini, ada masalah ketika tulang belakang terbentuk.

Entah tulang-tulang belakang gagal terbentuk sepenuhnya atau gagal untuk memisahkan satu sama lain selama perkembangan janin.

Jenisskoliosis kongenital ini berkembang pasa orang dengan gangguan lain, sermasuk cacat lahir, distrofi otot, cerebral palsy, atau sindrom Marfan (diwarisi penyakit jaringan ikat).

- Degeneratif

Skoliosis degeneratif terjadi pada orang dewasa yang lebih tua.

Hal ini disebabkan oleh perubahan pada tulang belakang karena radang sendi yang dikenal sebagai spondylosis.

Baca Juga : Ubur-ubur Muncul di Pantai Ancol: Benarkah Sengatan Ubur-ubur Bisa Sembuh Bila 'Dikencingi'?

Artikel Terkait