Makin Memanas, Taiwan Tegaskan Tak Akan Gentar Hadapi Tekanan dari China

Adrie Saputra

Penulis

Saat pidato nasional, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dengan tegas memperingatkan tentang ancaman yang diajukan China ke dunia.

Intisari-Online.com - Jika sebelumnya kerap diberitakan mengenai perang dagang China dan AS, kini hubungan China dan Taiwan pun mulai memanas.

Saat pidato nasional, Presiden TaiwanTsai Ing-wen dengan tegas memperingatkan tentang ancaman yang diajukan China ke dunia.

Dia juga bersumpah Taipei tidak akan menyerah pada penindasan China karena ketegangan antar kedua negara mencapai titik tertinggi dalam beberapa tahun.

Dia juga menekankan perilaku kontras antara pemerintahannya dan Beijing.

Baca Juga : Meski Tertinggal, China Bulatkan Tekad Ciptakan Obat-obatan Murah untuk Penyakit Ganas

Ing-wen berkata, "Kami tidak akan meningkatkan konflik secara impulsif dan kami tidak akan menyerah dan menjadi sasaran tekanan dari China.

"Transisi demokrasi Taiwan memberikan cahaya dalam kegelapan bagi semua yang mencari demokrasi."

Dia juga mengatakan bahwa melindungi gaya hidup demokratis dan bebas dari 23 juta orang, menjaga pembangunan berkelanjutan Republik China atau Taiwansertamenjaga perdamaian di Selat Taiwan dan stabilitas regional adalah misi orang Taiwan.

Pidari Ing-wen juga menyebutkan pidato Wakil Presiden AS Mike Pence pekan lalu, ketika dia mendesak China untuk mengikuti kepemimpiann Taiwan dalam membangun model demokrasi.

Baca Juga : Laporkan Kasus Korupsi Bisa Dapat Imbalan Rp200 Juta Lho! Begini Caranya!

Ing-wen mengatakan bahwa Amerika akan selalu percaya bahwa demokrasi Taiwan menunjukkan jalan yang lebih baik bagi semua orang China.

Beijing telah menanggapi dengan amarah terhadap sikap AS terhadap Taiwan tersebut.

Presiden China Xi Jinping mengatakan kepada Menteri Pertahanan AS Jim Mattis selama kunjungan ke Beijing pada bulan Juni lalu bahwa Beijing setuju untuk berdamai, namun tidak dapat menyerahkan wilayah yang telah diwariskan nenek moyang negara itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan bahwa setiap upaya untuk menciptakan 'dua China' atau 'satu China', sedangkan 'satu Tiwan' akan ditolak dan ditakdirkan gagal.

Baca Juga : Dari Perokok Aktif hingga Bukan Perokok, Berapa Persenkah Seseorang Berisiko Terkena Kanker Paru-paru?

AS akan selalu mendukung saingan China dalam perselisihan Laut China Selatan, yang diklaim sebagai bagian dari wilayahnya.

Trump juga baru-baru ini menyetujui penjualan pesawat terbang militer ke Taiwan.

Taiwan menganggap dirinya sebagai bangsa yang merdeka, tetapi China mengklaimnya sebagai wilayahkeramat atau provinsi yangtidak patuh.

China juga tidak pernah mengesampingkan penggunaan kekuatan militer untuk mengendalikannya.

Baca Juga : Curi Uang Nenek Rp4 Juta, Orangtua Ini Suruh si Anak Jadi Tukang Sampah untuk Mengembalikannya

Permusuhan China dengan Taiwan terlah tumbuh sejak Tsai Ing-wen memenagkan presiden pad atahun 2016.

China khawatir dia ingin mendorong orang-orang di seluruh dunia dan mereka meningkatkan aktivitas di Taiwan tahun lalu, termasuk pesawat bomber yang terbang di sekitar pulau.

Beberapa analisis mengklaim Presiden China tempaknya berniat membawa Taiwan di bawah kendali China selama masa jabatannya.

Artikel Terkait